Halaman
I
ndonesia
dari Masa
K
emer
dek
aan
H
ingga
Masa
Ref
ormasi
Bab
IV
FKG IPS Nasional.Doc
198
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Peta Konsep
Ilmu Pengetahuan Sosial
199
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu.
• Mengidentifikasi perkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya di
Indonesia pada masa kemerdekaan, Demokrasi Parlementer, Demokrasi
Terpimpin, Orde Baru, dan Reformasi.
• Menjelaskan perkembangan masyarakat Indonesia pada masa kemerdekaan,
Demokrasi Parlementer, Demokrasi Terpimpin, Orde Baru,dan Reformasi.
Prawacana
Sumber
:
http://www.karangasemkab.go.id
Gambar 4.1.
Upacara Peringatan
Hari
Ulang
T
ahun
(HUT)
Kemerdekaan
R
epublik
I
ndonesia
Setiap tanggal 17 Agustus, kita selalu melaksanakan perayaan memperingati
hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang kita cintai. Tahukah
kamu mengapa kita selalu melaksanakan peringatan itu? Peringatan hari
kemerdekaan merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
200
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Esa yang telah memberikan kemerdekaan kepada kita. Peringatan ini juga
merupakan ungkapan terima kasih kita kepada para pahlawan yang telah
mengorbankan harta jiwa dan raga mereka untuk kemerdekaan Indonesia.
Keberhasilan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan telah membawa
perubahan besar bagi masyarakat Indonesia. Contoh, ketika masa penjajahan,
tidak semua rakyat Indonesia diperbolehkan sekolah, akibatnya rakyat
Indonesia banyak yang bodoh. Setelah Indonesia merdeka, semua rakyat
Indonesia bebas bersekolah. Contoh lain, ketika masa penjajahan, ekonomi
rakyat Indonesia terpuruk karena kegiatan ekonomi dikontrol oleh pihak
penjajah. Setelah merdeka, ekonomi rakyat Indonesia semakin baik dan rakyat
Indonesia bebas mengatur kegiatan ekonominya. Dua hal ini merupakan contoh
perubahan masyarakat Indonesia setelah meraih kemerdekaan. Bagaimanakah
perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa kemerdekaan? Pada bab ini,
kamu mempelajari perkembangan masyarakat Indonesia sejak kemerdekaan
hingga masa reformasi.
A. Masa Kemerdekaan (1945–1950)
1. Proklamasi Kemerdekaan
Sumber
:
Arsip Nasional
Gambar 4.2.
Pembacaan
Teks
Proklamasi
Kemer
dek
aan
Ilmu Pengetahuan Sosial
201
Perhatikan gambar pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945 di atas! Siapakah yang membaca teks proklamasi?
Di mana proklamasi dibacakan? Mengapa perlu proklamasi kemerdekaan?
Bagaimana maknanya bagi kehidupan bangsa Indonesia pada masa sekarang?
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-6 orang!
2. Carilah sumber dari buku atau internet tentang proklamasi
kemerdekaan Indonesia!
3. Diskusikan dengan teman sekelompok, apakah makna proklamasi
bagi kehidupan bangsa Indonesia?
4. Tulis hasil diskusi pada kolom berikut!
.................................................................................
.................................................................................
.................................................................................
.................................................................................
.................................................................................
.................................................................................
.................................................................................
5. Presentasikan di depan kelas dan kumpulkan kepada guru untuk
dinilai!
Setelah kamu melaksanakan aktivitas kelompok di atas, tentu kamu
memahami makna proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Untuk
menambah informasi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia, kamu
simak uraian di bawah ini!
a. Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Menjelang akhir tahun 1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik
semakin terdesak. Satu demi satu daerah jajahannya jatuh ke tangan pasukan
Sekutu. Untuk menghadapi Sekutu, Jepang mencari dukungan kepada
bangsa-bangsa yang diduduki dengan memberikan janji kemerdekaan.
Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso
menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Janji ini dikemukakan di depan
Parlemen Jepang, dengan tujuan untuk menarik simpati Indonesia. Sebagai
pembuktiannya, ia mengijinkan pengibaran bendera merah putih di kantor-
kantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang.
202
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
1). Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI)
Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada
1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). BPUPKI terdiri dari 63 orang yang
diketuai Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Dalam aktivitasnya, BPUPKI
mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama dilaksanakan pada 29
Mei–1 Juni 1945 dan sidang kedua dilaksanakan pada 10–17 Juli 1945.
a). Sidang Pertama BPUPKI
Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang rumusan dasar negara
Indonesia merdeka. Untuk mendapatkan rumusan dasar negara yang benar-
benar tepat, maka acara dalam sidang ini adalah mendengarkan pidato dari tiga
tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Mr
Soepomo, dan Ir Soekarno. Gagasan mengenai dasar negara yang dikemukan
oleh masing-masing tokoh dapat kamu amati pada tabel 4.1. berikut.
T
ab
el
.
4.1
.
Gagasan Dasar Negara yang
Diusulk
an
Nama Tokoh
Waktu Penyampaian
Pidato
Gagasan
Mr. Mohammad
Yamin
29 Mei 1945
1. Peri Kebangsaan;
2. Peri Kemanusiaan;
3. Peri Ke-Tuhanan;
4. Peri Kerakyatan;
5. Kesejahteraan Rakyat.
Mr Soepomo
31 Juni 1945
1. Persatuan;
2. Kekeluargaan;
3. Keseimbangan lahir dan batin;
4. Musyawarah;
5. Keadilan Rakyat.
Ir Soekarno
1 Juni 1945
1. Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme atau Peri
kemanusiaan;
3. Mufakat atau Demokrasi;
4. Kesejahteraan Sosial;
5. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Ilmu Pengetahuan Sosial
203
Sumber
:
https://upload.wikimedia.org
Gambar 4.3.
Naskah Piagam
Jak
ar
ta
Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia
yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dikenal dengan
istilah Pancasila. Peristiwa ini dikenang dengan ditetapkannya tanggal 1 Juni
sebagai hari lahirnya Pancasila.
Sampai akhir masa sidang pertama ini, belum ditemukan kesepakatan
rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat. Oleh
karena itu, dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggota Sembilan orang
yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini dinamakan ‘Panitia Sembilan’.
Tugasnya adalah mengolah usulan dari anggota BPUPKI mengenai dasar
negara Republik Indonesia.
Pertemuan Panitia Sembilan menghasilkan rumusan yang disebut
Jakarta
Charter
atau Piagam Jakarta, yang disetujui secara bulat dan ditandatangani
pada 22 Juni 1945.
Sumber
:
https://
upload
.wik
imedia.
o
rg
Gambar
4.3.
Naskah
P
iagam
Jak
ar
ta
204
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
b). Sidang Kedua BPUPKI
Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD). Sidang
ini juga membicarakan bentuk negara. Mengenai bentuk negara, mayoritas
peserta sidang setuju dengan bentuk republik. Selanjutnya BPUPKI
membentuk panitia kecil yang beranggotakan 19 orang untuk mempercepat
kerja sidang. Panitia ini bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai
Ir. Soekarno. Panitia ini menyepakati Piagam Jakarta dijadikan sebagai inti
pembukaan UUD. Panitia Perancang UUD juga membentuk panitia lebih
kecil beranggotakan 7 orang yang diketuai oleh Soepomo untuk merumuskan
batang tubuh UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD yang diketuai Soekarno
melaporkan hasil kerja panitia yaitu:
• Pernyataan Indonesia Merdeka.
• Pembukaan Undang-Undang Dasar.
• Batang Tubuh UUD.
Dengan demikian, Panitia Perancang UUD telah selesai melaksanakan
tugasnya. Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima dengan bulat naskah
Undang-Undang Dasar yang dibentuk Panitia Perancang UUD.
2). Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah
menyelesaikan tugasnya, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang
Dasar bagi negara Indonesia. Selanjutnya dibentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakilnya
Drs. Mohammad Hatta, sebagai penasihat diangkat Mr. Achmad Subardjo.
Pada awal pembentukannya, jumlah anggota PPKI terdiri atas 21 orang,
kemudian ditambah 6 orang, jadi jumlahnya 27 orang. Tugas utama PPKI
adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian
kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.
Sumber
:
h
ttps://upload
.wik
imedia.
o
rg
Gambar 4.4.
Persidangan
r
esmi
PPKI
pada tanggal 18
A
gustus
1945
dalam sidang PPKI.
Ilmu Pengetahuan Sosial
205
Secara simbolik, PPKI dilantik oleh Jendral Terauchi, pada tanggal 9
Agustus 1945 dengan memanggil tiga tokoh nasional yakni Ir. Soekarno, Drs.
Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Wiedyodiningrat dipanggil ke Saigon/
Dalat, Vietnam untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia.
Informasi tersebut, yaitu pelaksanaan kemerdekaan akan dapat dilakukan
dengan segera dan wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah bekas jajahan
Hindia Belanda.
b. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok diawali oleh peristiwa menyerahnya Jepang
tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Berita
tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu diketahui oleh beberapa tokoh
pemuda, terutama Sutan Syahrir. Kemudian Syahrir dan beberapa tokoh
pemuda segera menemui Mohammad Hatta yang saat itu baru datang dari
Dalat, Vietnam. Bersama Mohammad Hatta, Syahrir dan beberapa pemuda
menemui Soekarno di rumahnya. Syahrir mengusulkan Soekarno-Hatta agar
secepatnya memproklamasikan kemerdekaan tanpa melalui PPKI karena
Sekutu akan menggangap kemerdekaan Indonesia sebagai suatu kemerdekaan
hasil pemberian Jepang.
Usulan Syahrir tersebut tidak disetujui oleh Soekarno-Hatta. Mereka
berpendapat pelaksanaan proklamasi harus melalui PPKI sesuai dengan
prosedur maklumat Jepang, yaitu pada tanggal 24 Agustus 1945. Mereka
beralasan bahwa meskipun Jepang telah kalah, namun kekuatan militernya di
Indonesia harus diperhitungkan demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
Perbedaan sikap ini mendorong para pemuda kembali berunding pada
pukul 24.00 menjelang 16 Agustus 1945. Rapat itu dihadiri oleh Sukarni,
Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, dr. Muwardi, Syudanco Singgih, dan dr. Sucipto
.
Hasil perundingan itu menyepakati untuk membawa Soekarno-Hatta ke luar
kota dengan tujuan menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Selanjutnya,
Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.30, Soekarno-Hatta dibawa para pemuda
Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Sesampainya di Rengasdengklok, Soekarno-Hatta dan rombongannya
disambut baik oleh pasukan Peta pimpinan Syudanco Subeno
.
Niat para pemuda
untuk mendesak Soekarno-Hatta tidak terlaksana. Kedua tokoh golongan
tua tersebut masih mempunyai wibawa yang cukup besar. Soekarno-Hatta
tetap pada pendiriannya untuk tidak melaksanakan proklamasi kemerdekaan
sebelum ada pernyataan resmi dari pihak Jepang tentang menyerahnya Jepang
kepada Sekutu. Selain itu, kemerdekaan tetap harus dimusyawarahkan dulu
206
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Renungkan
Di tengah suasana tersebut, Ahmad Soebardjo datang beserta sekretaris
pribadinya, Sudiro pada pukul 17.30 WIB. Ahmad Soebardjo memberitahukan
kebenaran menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Mendengar berita itu,
Soekarno-Hatta akhirnya bersedia memproklamasikan kemerdekaan RI di
Jakarta. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan dengan nyawanya sendiri
bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan esok hari selambat-
lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan yang meyakinkan tersebut,
Syudanco Subeno bersedia melepaskan Soekarno-Hatta.
Perbedaan pendapat yang melatarbelakangi peristiwa
Rengasdengklok menunjukkan adanya saling menghargai antara
Sukarno-Hatta dan para pemuda. Walaupun Sukarno-Hatta dibawa
paksa oleh para pemuda, namun mereka tetap menghormati
kedua tokoh ini. Soekarno-Hatta diperlakukan dengan hormat.
Sukarno dan Hatta pun tidak membenci para pemuda, bahkan
keduanya akhirnya menuruti keinginan para pemuda untuk
memproklamasikan kemerdekaan tanpa persetujuan Jepang.
Oleh karena itu, mari kita teladani sikap saling menghargai yang
dicontohkan oleh para tokoh bangsa ini.
c. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada malam hari, 16 Agustus 1945, pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta
beserta rombongan berangkat menuju Jakarta. Mereka tiba di Jakarta pada
pukul 23.00, lalu menuju rumah kediaman Laksamana Maeda. Tempat ini
dianggap aman dari ancaman militer Jepang, karena Laksamana Maeda adalah
Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan Angkatan
Darat. Di kediaman Laksaman inilah rumusan teks proklamasi disusun.
Ir. Soekarno menuliskan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia yang
akan dibacakan esok harinya. Moh. Hatta danAhmad Subardjo menyumbangkan
pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks proklamasi merupakan
saran Ahmad Subardjo sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan dari
Muh. Hatta. Kalimat pertama berisi pernyataan kehendak Bangsa Indonesia
untuk merdeka, dan kalimat kedua berisi pernyataan mengenai pemindahan
kekuasaan.
Pada pukul 04.00 WIB, Soekarno membacakan hasil rumusan tersebut.
Akhirnya, seluruh tokoh yang hadir pada saat itu menyetujui secara bulat
konsep proklamasi tersebut. Permasalahan muncul mengenai siapa yang
Ilmu Pengetahuan Sosial
207
harus menandatangani teks proklamasi tersebut. Hatta mengusulkan agar
teks proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh yang hadir sebagai wakil
bangsa Indonesia. Sukarni dari golongan muda mengajukan usul bahwa teks
proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua yang hadir, tetapi cukup
oleh Soekarno dan Hatta saja atas nama bangsa Indonesia. Sukarni juga
mengusulkan agar Soekarno yang membacakan teks proklamasi tersebut.
Usulan dari Sukarni dterima, kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti
Melik untuk mengetik naskah proklamasi dengan beberapa perubahan yang
telah disetujui. Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah hasil ketikan
Sayuti Melik, yaitu:
1) Kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”.
2) Kata
“
wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi
“
Atas nama
bangsa Indonesia”.
3) Penulisan tanggal yang tertera “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta,
hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”.
Selanjutnya, Sukarni mengusulkan agar pembacaan proklamasi dilakukan
di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Usulan itu diterima. Pertemuan
kemudian bubar setelah penentuan waktu upacara pembacaan proklamasi
kemerdekaan yaitu tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
d. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Proklamasi adalah momentum penting bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan
bangsa Indonesia merupakan langkah awal untuk menata diri agar diakui
keberadaannya oleh dunia internasional.
Sejak pagi tanggal 17 Agustus 1945, persiapan upacara pembacaan
proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.
Halaman rumah Soekarno sudah dipadati oleh massa menjelang pembacaan
teks proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan kepada Latief Hendraningrat
untuk menjaga keamanan pelaksanaan upacara. Latif dalam melaksanakan
pengamanan dibantu oleh
Arifin
Abdurrahman untuk mengantisipasi gangguan
tentara Jepang.
Tepat pukul 10.00 WIB, upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia
dimulai. Setelah pidato dan pembacaan proklamasi selesai, kemudian
dilakukan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan S.
Suhud. Rakyat yang hadir serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
Raya. Upacara proklamasi ditutup oleh sambutan Wali Kota Jakarta, Suwiryo
dan dr. Muwardi.
dan
menyampaikan
rencana
itu
kepada
presiden.
Presiden
Soekarno
dan
W
akil
Presiden Moh. Hatta yang terpilih secara aklamasi oleh PPKI,
menyetujui
rencana tersebut, demikian juga dengan para menteri yang telah dilantik.
208
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Sumber
:
http://c
dn.klimg
.c
om
Gambar 4.5.
Upacara
pengibaran bendera
pada saat proklamasi
kemerdek
aan
Peristiwa yang sangat bersejarah tersebut berlangsung secara sederhana dan
hanya memakan waktu kurang dari satu jam. Meskipun demikian, peristiwa
tersebut membawa pengaruh yang luar biasa hebatnya bagi bangsa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan ini merupakan tonggak berdirinya negara Republik
Indonesia yang berdaulat.
e. Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Puncak perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan dari tangan
penjajah adalah dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Sebagian besar rakyat Indonesia dapat dengan cepat
menanggapi hakikat dari makna proklamasi itu. Namun demikian, ada juga
yang menanggapi kemerdekaan itu adalah bebas dari segala-galanya, sehingga
mereka berusaha melawan kekuatan yang selama ini membelenggunya. Sikap
inilah yang pada gilirannya memunculkan perlawanan-perlawanan baik
terhadap tentara Jepang maupun kepada penguasa pribumi yang pada zaman
kolonial Belanda maupun Jepang berpihak kepada penjajah.
1). Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Rakyat Indonesia, baik di pusat maupun di daerah, pada umumnya
melakukan aksi-aksi yang mendukung diproklamasikannya kemerdekaan
Indonesia. Para pemuda yang dipelopori oleh Komite van Aksi Menteng 31,
di pusat, dalam hal ini Jakarta menghendaki agar para pemimpin perjuangan
kemerdekaan mau bertemu dengan rakyat dan berbicara di hadapan mereka
mengenai kemerdekaan Indonesia sebagai puncak perjuangan bangsa.
Rencana ini dilaksanakan dengan dua cara yaitu persiapan pengerahan massa
Ilmu Pengetahuan Sosial
209
Masalah yang menjadi perhatian adalah sikap tentara Jepang dengan
rencana tersebut. Presiden harus mempertimbangkan rencana tersebut dengan
matang agar tidak terjadi bentrokan dengan massa. Presiden memutuskan
untuk mengadakan sidang kabinet di kediaman presiden. Sidang kabinet
diselenggarakan pada tanggal 9 September 1945 dan berlangsung sampai
tengah malam, sehingga sidang ditunda sampai pukul 10.00 pagi keesokan
harinya. Pada pagi harinya sidang dilanjutkan lagi di Lapangan Banteng
Barat dan dihadiri oleh para pemimpin pemuda atau para pemimpin Badan
Perjuangan. Para pemimpin pemuda menghendaki agar pertemuan antara
pemimpin bangsa dengan rakyatnya tidak dibatalkan. Akhirnya dengan
berbagai pertimbangan rapat menyetujui rencana itu.
Presiden dan wakil presiden serta para menteri kemudian menuju ke
Lapangan Ikada. Ternyata lapangan Ikada telah dipenuhi oleh massa yang
lengkap dengan senjata tajam. Tampak pula tentara Jepang bersiap siaga senjata
lengkap dan tank-tanknya. Melihat kondisi ini tampaknya bentrokan antara
pasukan Jepang dengan massa dapat terjadi sewaktu-waktu. Mobil presiden
dan wakil presiden diberhentikan sebentar oleh komandan jaga sebelum
dipersilahkan masuk ke Lapangan Ikada. Soekarno menuju panggung dan
menyampaikan pidato singkat setelah memasuki Lapangan Ikada. Soekarno
meminta dukungan dan kepercayaan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk
mematuhi kebijaksanaan-kebijaksanaannya, patuh, dan disiplin dalam
pidatonya. Soekarno juga memerintahkan massa untuk bubar dengan tertib.
Sumber
:
h
ttp://kepustak
aan-presiden.per
pusnas
.go
.id
Gambar 4.6.
Pidato presiden Soekarno di lapangan
I
k
ada
210
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Renungkan
Imbauan tersebut ternyata dipatuhi oleh massa yang memadati Lapangan
Ikada. Melihat fenomena ini, rapat raksasa di Lapangan Ikada ini adalah
manifestasi pertama dari kewibawaan pemerintah Republik Indonesia kepada
rakyatnya. Sekalipun rapat ini berlangsung singkat, tetapi telah berhasil
mempertemukan rakyat dengan para pemimpinnya dan sekaligus memberikan
kepercayaan rakyat kepada para pemimpinnya.
2). Tanggapan di Berbagai Daerah terhadap Proklamasi
Berita proklamasi segera menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Pekik
merdeka mewarnai salam masyarakat Indonesia di setiap gang, pasar, lembaga
pendidikan, dan berbagai tempat umum lainnya.
Rasa syukur atas kemerdekaan dilakukan dengan berbagai cara. Doa
syukur berkumandang di tempat-tempat ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya. Rasa syukur terhadap kemerdekaan bukan hanya diucapkan
dengan lisan, tetapi juga dibuktikan dengan perbuatan. Semangat kemerdekaan
telah membakar keberanian rakyat Indonesia di berbagai daerah.
Rakyat bersuka cita menyambut kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan tersebut diperjuangkan oleh para pahlawan dengan
penuh pengorbanan. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu
bercermin kepada para pahlawan. Mereka telah menunjukkan
sikap semangat berkorban, kerja sama, dan saling menghargai
dalam memperjuangkan proklamasi dan mendirikan Republik
Indonesia.
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-6 orang!
2. Carilah sumber dari buku atau internet tentang kronologi proklamasi
kemerdekaan!
3. Tulis kronologi peristiwa proklamasi kemerdekaan
4. Presentasikan kronologi peristiwa proklamasi kemerdekaan yang
kamu buat di depan kelas!
5. Setelah dipresentasikan, kumpulkan hasil kerja kelompok kepada
guru untuk penilaian!
Ilmu Pengetahuan Sosial
211
2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17
Agustus 1945, Indonesia belum memiliki kepala pemerintahan dan sistem
administrasi wilayah yang jelas. Setelah proklamasi kemerdekaan, segera
dibentuk kelengkapan pemerintahan dengan tujuan agar pembangunan dapat
berlangsung dengan baik.
Para pemimpin segera membentuk lembaga pemerintahan dan
kelengkapan negara sehari setelah proklamasi dikumandangkan. PPKI segera
menyelenggarakan rapat-rapat yang menghasilkan beberapa keputusan
penting sebagai berikut.
a. Pengesahan UUD 1945
Rapat PPKI beragendakan untuk menyepakati Pembukaan dan UUD
Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI menjadi
rancangan awal, dan dengan sedikit perubahan disahkan menjadi UUD yang
terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4 Pasal
Aturan Peralihan dan 2 Ayat Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan.
Dengan demikian, Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat dalam
hidup bernegara dengan menentukan arahnya sendiri.
b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Soekarno dan Hatta ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden pertama
Republik Indonesia secara aklamasi dalam musyawarah untuk mufakat.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya mengiringi penetapan Presiden dan Wakil
Presiden terpilih.
c. Pembagian Wilayah Indonesia
Rapat PPKI tanggal 19 agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah
Indonesia menjadi delapan provinsi di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda.
Kedelapan provinsi tersebut adalah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
d. Pembentukan Kementerian
Mr. Ahmad Subarjo melaporkan hasil rapat Panitia Kecil yang dipimpin
olehnya. Hasil rapat Panitia Kecil mengajukan adanya 13 kementerian. Pada
2 September 1945, dibentuk susunan kabinet RI yang pertama. Kabinet ini
merupakan kabinet presidensial yang bertanggung jawab kepada presiden.
212
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Tugasnya membantu
presiden dalam menjalankan roda pemerintahan sesuai amanat UUD 1945.
Adapun susunan kabinet RI yang pertama tersebut adalah sebagai berikut.
T
ab
el
.
4.2
.
K
abinet
P
er
tama
No
Kementerian
Pejabat
1
Menteri Dalam Negeri
R.A.A. Wiranata Kusumah
2
Menteri Luar Negeri
Ahmad Soebardjo
3
Menteri Keuangan
A.A. Maramis
4
Menteri Kehakiman
Soepomo
5
Menteri Kemakmuran
Ir. Surachman Tjokroadisurjo
6
Menteri Keamanan Rakyat
Supriyadi
7
Menteri Kesehatan
dr. Boentaran Martoatmodjo
8
Menteri Pengajaran
Ki Hajar Dewantara
9
Menteri Penerangan
Amir Sjarifuddin
10
Menteri Sosial
Iwa Kusumasumantri
11
Menteri Pekerjaan Umum
Abikusno Tjokrosujoso
12
Menteri Perhubungan
a.i. Abikusno Tjokrosujoso
13
Menteri Negara
Wahid Hasyim
14
Menteri Negara
Otto Iskandardinata
15
Menteri Negara
Mr. R.H. Sartono
16
Menteri Negara
M. Amir
Selain itu, diangkat pula empat pejabat negara yang mengepalai beberapa
lembaga negara, antara lain: Kusumahatmaja (Mahkamah Agung), Gatot
Tarunamiharja (Jaksa Agung), A.G. Pringgodigdo (Sekretaris Negara), dan
Sukarjo Wiryopranoto (Juru Bicara Negara).
e. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Tanggal 22 Agustus 1945 PPKI kembali menyelenggarakan rapat
pembentukan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang akan mengantikan
PPKI. Soekarno dan Hatta mengangkat 135 orang anggota KNIP yang
mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia. Seluruh anggota PPKI kecuali
Soekarno dan Hatta menjadi anggota KNIP yang kemudian dilantik pada
Ilmu Pengetahuan Sosial
213
tanggal 29 Agustus 1945. Tugas dan wewenang KNIP adalah menjalankan
fungsi pengawasan dan berhak ikut serta dalam menetapkan Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN).
f. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Pada tanggal 23 Agustus, Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi
Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai badan kepolisian yang bertugas
menjaga keamanan. Sebagian besar anggota BKR terdiri dari mantan anggota
PETA, KNIL, dan Heiho. Pada tanggal 5 Oktober berdirilah TKR (Tentara
Keamanan Rakyat). Supriyadi (tokoh perlawanan tentara PETA terhadap
Jepang di Blitar) terpilih sebagai pimpinan TKR. Atas dasar maklumat itu,
Oerip Sumihardjo segera membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di
Yogyakarta.
Aktivitas Individu
1. Pilihlah salah satu tokoh yang berperan dalam peristiwa
proklamasi kemerdekaan dan proses terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Upayakan tokoh pilihanmu tidak sama dengan pilihan temanmu!
3. Buatlah biografi singkat tokoh tersebut, dan bagaimana peran tokoh
itu dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan pada tempat yang
disediakan!
4. Kamu boleh memanfaatkan buku bacaan, artikel, majalah, atau
internet sebagai sumber untuk membuat biografi!
--------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
214
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
5. Berdasarkan cerita yang kamu tulis,
nilai luhur apa yang dapat kamu
petik dari tokoh yang kamu pilih?
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------
6. Tukarkan hasil karyamu dengan teman yang lain, kemudian berikan
komentar hasil karya temanmu!
3. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945,
bangsa Indonesia masih harus menghadapi Belanda yang ingin mengembalikan
kekuasaannya atas Indonesia. Dalam mempertahankan kemerdekaannya,
bangsa Indonesia melakukan berbagai upaya. Upaya apa saja yang dilakukan?
Mari, perhatikanlah gambar-gambar berikut!
Sumber
:
h
ttp://w
ww.sejar
ah-negar
a.c
om
Gambar 4.7.
Penandatanganan
Hasil
Perundingan
R
en
ville
Sumber
:
h
ttps://sdn77parepar
e
.files
.
w
or
dpr
ess
.c
om
Gambar 4.8.
Suasana
P
er
t
empur
an.
R
ak
y
a
t
Surabaya
B
erjuang
M
ela
w
an
Pasukan
S
ek
utu
Melalui gambar di atas, kita dapat mengetahui bahwa upaya bangsa
Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dilakukan dengan dua
cara, yaitu cara diplomasi dan cara perjuangan fisik (perjuangan bersenjata)
Ilmu Pengetahuan Sosial
215
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 2-4 orang!
2. Diskusikanlah dengan temanmu!
• Mengapa bangsa Indonesia melakukan upaya mempertahankan
kemerdekaan dengan cara diplomasi dan cara perjuangan fisik?
3. Tuliskan hasil diskusi pada tabel di bawah ini!
Cara Perjuangan
Alasan
Perjuangan Fisik
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
Diplomasi
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
4. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
a. Perjuangan Fisik
1). Insiden Hotel Yamato
Sumber
:
h
ttps://iwandahnial
.files
.
w
or
dpr
ess
.c
om/
2009/08/or
an
y
e
.jpg
Gambar 4.13.
Suasana
P
er
t
empuran
I
nsiden
Hotel
Y
ama
t
o
Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda (merah-
putih-biru) menjadi bendera Indonesia (merah-putih). Insiden Hotel Yamato
terjadi pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato, Surabaya.
216
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Insiden ini diawali oleh tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan
bendera Belanda (merah-putih-biru) di tiang bendera Hotel Yamato. Tindakan
tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Mereka mendatangi hotel
itu dan berusaha menurunkan bendera tersebut. Akhirnya, bendera Belanda
berhasil diturukan dan bagian bendera yang berwarna biru dirobek. Kemudian
bendera dikibarkan kembali sebagai bendera Indonesia (merah- putih).
Pengibaran bendera Merah Putih diiringi dengan pekikan ‘Merdeka’ berulang
kali.
2). Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya merupakan satu rangkaian peristiwa pertempuran
yang terjadi antara tentara Indonesia dan tentara Sekutu yang berlansung sejak
tanggal 27 Oktober sampai 20 November 1945. Pertempuran yang paling
besar terjadi pada tanggal 10 November 1945.
Pertempuran Surabaya diawali dengan kedatangan Brigade 49/Divisi India
ke-23 tentara Sekutu di bawah komando Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby
pada 25 Oktober 1945 di Surabaya. Tugas pasukan ini adalah melucuti tentara
Jepang dan menyelamatkan para tahanan perang Sekutu di Indonesia.
Semula pihak Indonesia menyambut baik kedatangan tentara Sekutu.
Tetapi setelah diketahui bahwa NICA membonceng bersama rombongan
tentara sekutu, muncullah pergerakan perlawanan rakyat Indonesia melawan
tentara Sekutu.
Pada tanggal 30 Oktober 1945, terjadi bentrokan antara tentara Indonesia
melawan tentara Inggris. Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas dalam
bentrokan ini. Hal ini mendorong tentara Sekutu mengirimkan pasukan dalam
jumlah besar ke Surabaya. Pasukan baru tersebut berada di bawah pimpinan
Mayor Jenderal R.C. Mansergh.
Pada tanggal 9 November 1945, pihak sekutu mengeluarkan ultimatum
kepada rakyat Surabaya. Batas waktu ultimatum adalah pukul 06.00 tanggal
10 November 1945. Ultimatum tersebut tidak dihiraukan karena dianggap
sebagai penghinaan terhadap pejuang Indonesia.
Pada tanggal 10 November 1945, tentara Inggris melakukan serangan
besar yang melibatkan 30.000 pasukan, sejumlah pesawat terbang, tank, dan
kapal perang. Tentara Inggris mengira perlawanan rakyat Surabaya dapat
ditaklukkan dalam waktu beberapa hari. Di luar dugaan tentara Inggris, para
pelopor pemuda seperti Bung Tomo dan tokoh-tokoh agama yang terdiri
dari para kyai dan ulama terus menggerakan semangat perlawanan pejuang
Surabaya hingga perlawanan terus berlanjut berhari-hari bahkan berlangsung
beberapa minggu.
Ilmu Pengetahuan Sosial
217
Meskipun akhirnya kota Surabaya berhasil dikuasai tentara Sekutu,
namun Pertempuran Surabaya menjadi simbol nasional atas perlawanan
bangsa Indonesia terhadap penjajahan. Untuk mengenang peristiwa heroik di
Surabaya, tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Tokoh
Bung Tomo
Sumber
:
h
ttp://w
ww
.flick
r
.c
om
Bung Tomo bernama asli Soetomo. Ia lahir di Surabaya pada
3 Oktober 1920. Bung Tomo dikenal sebagai orator yang mampu
membangkitkan semangat rakyat Surabaya untuk berjuang melawan
Sekutu. Bung Tomo merupakan pemimpin BPRI pada pertempuran
10 November 1945. Bung Tomo memiliki pikiran dan pandangan-
pandangan yang kritis sehingga dianggap membahayakan stabilitas
nasional. Bung Tomo ditangkap pada 1978 dan meninggal pada 7
Oktober 1981. Bung Tomo dimakamkan di Ngagel, Surabaya.
Sumber
:
30 Tahun Indonesia Merdeka,
1977
3). Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran lima hari di Semarang terjadi antara rakyat Indonesia di
Semarang dengan tentara. Peristiwa ini berawal ketika para tawanan veteran
angkatan laut Jepang yang dipindahkan dari Cepiring ke Bulu. Pemindahan ini
Banyumas Kolonel Sudirman terjun langsung memimpin pertempuran.
218
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
dikawal oleh polisi Indonesia. Di tengah perjalanan, mereka memberontak dan
melarikan diri. Selanjutnya mereka bergabung dengan batalyon Jepang yang
berada di bawah pimpinan Mayor Kido yang masih bersenjata di Jatingaleh,
Semarang.
Pada tanggal 14 Oktober 1945, tersiarnya kabar bahwa Jepang telah
meracuni cadangan air minum di Candi, Semarang. Dokter Karyadi
selaku kepala laboratorium pusat Rumah Sakit Rakyat memberanikan diri
untukmemeriksa air minum tersebut. Akan tetapi, ketika hendak melakukan
pemeriksaan, Jepang menembaknya sehingga ia gugur. Peristiwa ini membuat
pada pemuda Semarang marah sehingga mereka serempak menyerbu tentara
Jepang.
Pada tanggal 15 sampai dengan 20 Oktober 1945, terjadi pertempuran
antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dibantu oleh barisan pemuda
dengan tentara Jepang yang persenjataannya lebih lengkap. Pertempuran
berakhir setelah terjadi perundingan antara pihak Indonesia yang diwakili
oleh yaitu Kasman Singodimedjo dan Mr. Sartono dan pihak Jepang yang
diwakili Letnan Kolonel Nomura.
4). Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa adalah peristiwa perlawanan rakyat Indonesia
terhadap tentara Sekutu yang terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa
ini diawali dengan kedatangan tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir
Jenderal Bethel tiba di Semarang. Pada 20 Oktober 1945. Kedatangan mereka
bertujuan untuk melucuti senjata tentara Jepang dan mengurus tawanan perang
tentara Jepang yang ada di Jawa Tengah. Semula kedatangan tentara Sekutu
disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro menyepakati
menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu.
Adapun tentara sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Indonesia.
Tanpa sepengetahuan pihak Indonesia, ternyata tentara Sekutu telah
mengikutkan tentara NICA. Pada saat mereka membebaskan tawanan
perang Belanda di Magelang dan Ambarawa, para tawanan tersebut malah
dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan dari pihak Indonesia. Hal
ini menyebabkan terjadinya insiden yang kemudian meluas menjadi sebuah
pertempuran terbuka di Magelang dan Ambarawa.
Pada saat tentara Sekutu ingin menduduki dua desa di sekitar Ambarawa,
pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol Isdiman, Komandan Divisa
V Banyumas berusaha membebaskan dua desa itu. Letkol Isdiman gugur
dalam peristiwa tersebut. Setelah gugurnya Letkol Isdiman, Panglima Divisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
219
Pada tanggal 12 Desember 1945, Kolonel Sudirman mengadakan rapat
dengan para Komandan TKR dan Laskar. Kemudian pada tanggal 12
Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan terhadap tentara
Sekutu di Ambarawa. Pertempuran berlangsung sengit, pasukan Indonesia
menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua
sisi sehingga tentara Sekutu benar-benar terkurung.
Setelah berlangsung beberapa hari, pada tanggal 15 Desember 1945,
pasukan Indonesia berhasil mengalahkan tentara Sekutu dan menguasai kota
Ambarawa. Kemenangan Indonesia pada pertempuran ini diabadikan dengan
didirikannya Monumen Palagan di Ambarawa.
5). Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang
terjadi di kota Bandung, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1946. Kota
Bandung sengaja dibakar oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan rakyat
setempat dengan maksud agar tentara Sekutu tidak dapat menggunakan kota
Bandung sebagai pos-pos militer.
Peristiwa ini diawali dengan kedatangan pasukan Sekutu yang dipimpin
Brigadir Mac Donald di kota Bandung. Mereka datang pada tanggal 12
Oktober 1945 dengan tujuan melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan
tawanan perang. Sejak awal kedatangannya, hubungan tentara Sekutu dengan
pihak Republik Indonesia sudah tidak baik. Mereka menuntut rakyat Bandung
untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari tentara Jepang. Tuntutan
tersebut tidak diindahkan oleh rakyat Bandung sehingga berakibat timbulnya
berbagai bentrokan.
Pertentangan antara pihak sekutu dan pihak Indonesia semakin meruncing,
pada tanggal 23 Maret 1946 meletus pertempuran antara rakyat Bandung
melawan Sekutu. Pertempuran paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot,
sebelah selatan kota Bandung. Di tempat ini terdapat gudang amunisi besar
milik tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini, dua orang pejuang Indonesia
bernama Muhammad Toha dan Ramdan berupaya meledakkan gudang senjata
Sekutu. Mereka berdua gugur setelah berhasil meledakkan gudang tersebut.
Adanya pertempuran ini membuat keadaan kota Bandung semakin tidak
aman. Akhirnya pemerintah Republik Indonesia menginstruksikan agar kota
Bandung dikosongkan. Atas instruksi tersebut, penduduk kota Bandung
mengosongkan kota dan mengungsi ke daerah pegunungan. Sebelum
meninggalkan kota Bandung, TRI dan rakyat membakar kota Bandung.
Peristiwa ini dikenal sebagai Bandung Lautan Api.
tersebut ditolak.
220
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
6). Pertempuran Medan Area
Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat
terhadap tentara Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatra Utara. Pada tanggal 9
Oktober 1945, Pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal T.E.D.
Kelly tiba di kota Medan. Kedatangan tentara Sekutu ini ternyata diboncengi
oleh tentara NICA yang bertujuan mengambil alih pemerintahan. Hal ini
memicu munculnya perlawanan rakyat di kota Medan.
Pertempuran pertama meletus pada tanggal 13 Oktober 1945 antara para
pemuda dengan pasukan Sekutu. Para pemuda menyerang gedung-gedung
pemerintahan yang dikuasai Sekutu. Pertempuran ini kemudian menjalar
ke beberapa kota lainnya, seperti Pematang Siantar dan Brastagi. Oleh
karena seringnya terjadi berbagai insiden, pada 18 Oktober 1945, Sekutu
mengeluarkan ultimatum yang melarang rakyat membawa senjata dan semua
senjata yang ada harus diserahkan kepada Sekutu.
Pada 1 Desember 1945, tentara Sekutu memasang papan-papan yang
bertuliskan Fixed Boundaries Medan Areas di pinggiran Kota Medan dengan
tujuan untuk menunjukkan daerah kekuasaan mereka. Sejak saat itu, istilah
Medan Area menjadi terkenal. Tentara Sekutu beserta NICA melakukan
pengusiran terhadap unsur-unsur Republik Indonesia di kota Medan. Para
pemuda melakukan perlawanan terhadap Sekutu dan NICA, akibatnya kota
Medan menjadi tidak aman. .
Selanjutnya pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu melancarkan
operasi militer secara besar-besaran terhadap para Pejuang Indonesia dengan
mengikutsertakan pesawat-pesawat tempurnya. Para pejuang membalas
serangan tersebut sehingga menimbulkan berbagai bentrokan di seluruh kota
yang menelan korban dari kedua pihak.
7). Pertempuran Puputan Margarana
Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran
antara Indonesia dan Belanda yang terjadi pada tanggal 20 November 1945.
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan pasukan Belanda berjumlah
sekitar 2000 tentara disertai tokoh-tokoh yang bersedia bekerja sama dengan
Belanda di Bali.
Kedatangan Belanda ke Bali bertujuan untuk membantu pendirian sebuah
negara boneka yang diberi nama Negara Indonesia Timur. Belanda kemudian
membujuk Letkol I Gusti Ngurah Rai untuk bergabung. Namun, bujukan
Ilmu Pengetahuan Sosial
221
Pada 18 November 1946, I Gusti Ngurah Rai menyerang kedudukan
Belanda di daerah Tabanan. Satu detasemen polisi lengkap dengan senjatanya
berhasil dilumpuhkan. Untuk menghadapi pasukan Ngurah Rai, Belanda
mengerahkan seluruh pasukan yang berada di Bali dan Lombok.
Dalam pertempuran ini, pasukan Ngurah Rai melakukan ‘puputan’ atau
perang habis-habisan. Mereka bertekad tidak akan mundur sampai titik
darah penghabisan. Pertempuran berakhir dengan gugurnya Letkol I Gusti
Ngurah Rai bersama 96 orang anggota pasukannya. Adapun di pihak Belanda,
diperkirakan sebanyak 400 tentara Belanda tewas dalam pertempuran ini.
Untuk mengenang peristiwa ini, didirikan Tugu Pahlawan Taman Pujaan
Bangsa di daerah bekas medan pertempuran.
8). Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada
tanggal 1 Maret 1949. Serangan bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia
internasional bahwa Republik Indonesia cukup kuat untuk mempertahankan
kemerdekaan, meskipun ibu kotanya telah diduduki oleh Belanda.
Serangan Umum 1 Maret 1949 dilakukan oleh pasukan TNI dari Brigade
10/Wehkreise III di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto, setelah terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX (Kepala
Daerah Istimewa Yogyakarta). Pada malam hari menjelang serangan umum
itu, pasukan-pasukan TNI telah mendekati kota dan dalam jumlah kecil mulai
disusupkan ke dalam kota. Pagi hari pada tanggal 1 Maret 1949 sekitar pukul
06.00 WIB sewaktu sirine berbunyi tanda jam malam telah berakhir, serangan
umum dilancarkan dari segala penjuru kota. Pasukan Belanda tidak menduga
akan ada serangan mendadak seperti itu, sehingga dalam waktu yang relatif
singkat pasukan TNI berhasil memukul mundur pasukan Belanda keluar
Yogyakarta.
Dalam Serangan Umum TNI akhirnya berhasil menduduki Yogyakarta
selama enam jam. Peristiwa ini berhasil mematahkan propaganda Belanda yang
menyatakan bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. Keberhasilan
Serangan Umum1Maret 1949 mendatangkan dukungan internasional terhadap
bangsa Indonesia. Peristiwa ini menjadi pendorong berubahnya sikap
pemerintah Amerika Serikat terhadap Belanda. Pemerintah Amerika Serikat
yang semula mendukung Belanda, berbalik menekan Belanda agar melakukan
perundingan dengan pihak RI. Oleh karena desakan itu, serta kedudukannya
yang makin terdesak oleh gerilyawan Indonesia, Belanda akhirnya bersedia
berunding dengan RI.
kemerdekaannya.
222
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Renungkan
Aktivitas Individu
1. Cermati kembali uraian tentang upaya fisik yang dilakukan
untuk mempertahankan kemerdekaan
2. Jelaskan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan upaya tersebut
pada kolom berikut!
No
Peristiwa
Penjelasan
1
Pertempuran Surabaya
...............................................
...............................................
2
Pertempuran Ambarawa
...............................................
...............................................
3
Bandung Lautan Api
...............................................
...............................................
4
Medan Area
...............................................
...............................................
5
Serangan Umum 1 Maret 1949
...............................................
...............................................
Pada perang kemerdekaan, para pejuang melakukan perlawanan
yang gigih terhadap Belanda yang memiliki persenjataan modern
dan lengkap. Meskipun hanya memiliki persenjataan yang
sederhana, namun, para pejuang bertekad mengusir penjajah yang
ingin menjajah kembali Indonesia. Sikap para pejuang tersebut
dilandasi oleh rasa rela berkorban dan cinta tanah air.
b. Perjuangan Diplomasi
Melalui perjuangan diplomasi, bangsa Indonesia berupaya menunjukkan
kepada dunia internasional bahwa kemerdekaan dan kedaulatan yang telah
diraih bangsa Indonesia pantas untuk dibela dan dipertahankan. Selain itu,
bangsa Indonesia juga berusaha menunjukkan sikap dan itikad baik dalam
menyelasaikan perselisihan dengan Belanda. Berikut ini adalah beberapa
upaya diplomasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mempertahankan
Ilmu Pengetahuan Sosial
223
1). Perundingan Linggajati
Perundingan Linggajati adalah perundingan antara Indonesia dan Belanda
yang dilaksanakan di Linggajati, Kuningan, Jawa Barat. Perundingan
Linggajati dilaksanakan pada tanggal 10 November 1946. Perundingan ini
menghasilkan beberapa kesepakatan yang ditandatangani secara resmi oleh
kedua negara pada tanggal 25 Maret 1947. Informasi mengenai perundingan
Linggajati dapat kamu amati pada berikut.
T
ab
el
4.3.
Perundingan Linggajati
Delegasi
Kesepakatan
Dampak bagi Indonesia
Indonesia
Sutan Syahrir
(Ketua
Delegasi)
Belanda
Wim
Schermerhorn
(Ketua
Delegasi)
Inggris
Lord Killearn
(Mediator
perundingan)
• Belanda mengakui
secara
de facto
wilayah
Republik Indonesia,
yaitu, Sumatra, Jawa, dan
Madura.
• Belanda harus
meninggalkan wilayah
Republik Indonesia
paling lambat tanggal 1
Januari 1949.
• Republik Indonesia
dan Belanda sepakat
membentuk Negara
Republik Indonesia
Serikat (RIS), di mana
salah satu negara
bagiannya adalah
Republik Indonesia.
• Dalam bentuk RIS,
Indonesia harus tergabung
dalam
Commonwealth
/persemakmuran
Indonesia-Belanda
dengan dengan ratu
Belanda sebagai ketuanya
• Republik Indonesia
mendapat pengakuan
kedaulatan dari
beberapa negara,
diantaranya Inggris,
Amerika Serikat,
Mesir, Lebanon,
Suriah, Afghanistan,
Myanmar, Yaman,
Saudi Arabia, dan Uni
Soviet.
• Muncul pihak yang
mendukung dan
menolak hasil
perundingan di
kalangan rakyat
Indonesia. Sebagian
rakyat Indonesia
mengganggap
hasil perundingan
merugikan Indonesia.
Meskipun Persetujuan Linggajati telah ditandatangani, hubungan
Indonesiaa-Belanda tidak bertambah baik. Perbedaan penafsiran mengenai
beberapa pasal persetujuan menjadi pangkal perselisihan. Penafsiran itu
224
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
misalnya, sebelum RIS terbentuk, Belanda menganggap bahwa Belanda
berdaulat atas wilayah Indonesia, sementara Indonesia menganggap bahwa
Indonesia yang berdaulat sebelum RIS terbentuk.
Belanda tetap kukuh terhadap penafsiran tersebut. Kekukuhan Belanda
ini diperlihatkan dengan melakukan penyerangan secara tiba-tiba terhadap
daerah-daerah yang menjadi wilayah RI sesuai hasil Perjanjian Linggajati,
pada 21 Juli 1947. Peristiwa ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.
Pada Agresi Militer ini, Belanda berhasil menguasai Jawa Barat, sebagian
Jawa Tengah sebelah Utara, sebagian Jawa Timur, Madura, dan sebagian
Sumatra Timur. Untuk menghadapi Belanda, pasukan TNI melancarkan taktik
gerilya. Dengan taktik gerilya, ruang gerak pasukan Belanda berhasil dibatasi.
Gerakan pasukan Belanda hanya berada di kota-kota besar dan jalan-jalan
raya, sedangkan di luar kota kekuasaan berada di tangan pasukan TNI.
2). Perundingan Renville
Sumber
:
Sumber
:
30
T
ahun
I
ndonesia
Merdeka, 1981
Gambar 4.14.
K
apal
USS Renville,
tempat
diadakannya
Perundingan
R
en
ville
.
Agresi Militer Belanda I mendapat reaksi keras dari dunia internasional,
khususnya dalam forum PBB. Dalam rangka usaha penyelesaian damai, maka
Dewan Keamanan PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Negara-
negara anggota KTN yaitu: Australia (pilihan Indonesia) diwakili oleh Richard
Kirby, Belgia (pilihan Belanda) diwakili oleh Paul van Zeeland, Amerika
Serikat (pilihan Indonesia dan Belanda) diwakili oleh Frank Porter Graham.
KTN kemudian mengusulkan sebuah perundingan yang diselenggarakan di
Ilmu Pengetahuan Sosial
225
atas kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang bernama USS Renville yang
berlabuh di teluk Jakarta. Perundingan ini dikenal dengan nama perundingan
Renville. Informasi mengenai perundingan Renville dapat kamu amati pada
tabel berikut.
T
ab
el
4.4.
Perundingan
R
en
ville
Delegasi
Kesepakatan
Dampak bagi
Indonesia
Indonesia
Amir
Syarifuddin
Harahap
(Ketua Delegasi)
Belanda
Abdul
Kadir
Widjojoatmodjo
(Ketua Delegasi)
KTN
• Frank Porter
Graham
• Richard
Kirby
( Mediator
perundingan)
• Penghentian tembak-
menembak.
• Belanda hanya mengakui
Jawa Tengah, Yogyakarta,
dan Sumatra sebagai
bagian wilayah Republik
Indonesia.
• Disetujuinya sebuah
garis demarkasi yang
memisahkan wilayah
Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda.
• TNI harus ditarik mundur
dari daerah-daerah
pendudukan Belanda
di Jawa Barat dan Jawa
Timur.
• Belanda bebas membentuk
negara-negara federal
di daerah-daerah yang
didudukinya dengan
melalui masa peralihan
terlebih dahulu.
Wilayah Indonesia
menjadi sempit
dan dikelilingi oleh
wilayah-wilayah yang
dikuasai Belanda.
Kesepakatan yang dicapai pada perundingan Renville ternyata juga
diingkari oleh Belanda. Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan
Agresi Militer II. Belanda berhasil menduduki ibu kota RI, Yogyakarta. Para
pemimpin Indonesia seperti Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ditangkap
dan diasingkan ke Bangka.
Sebelum Yogyakarta jatuh, Pemerintah RI telah membentuk Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra Barat. PDRI ini dijalankan
oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara. Selain itu, dibentuk pula Komando
226
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Perang Gerilya yang dipimpin Jenderal Sudirman. Pasukan Indonesia yang
sebelumnya ditarik dari daerah pendudukan Belanda diinstruksikan kembali
ke daerah masing-masing untuk melaksanakan perang secara gerilya.
Selama Agresi Militer II, Belanda selalu mempropagandakan bahwa setelah
ditangkapnya pemimpin-pemimpin RI, maka pemerintah RI sudah tidak ada.
Akan tetapi, propaganda Belanda tersebut dapat digagalkan oleh PDRI. PDRI
menunjukkan kepada dunia internasional bahwa pemerintah Indonesia masih
berlangsung.
3). Perundingan Roem–Royen
Untuk mengatasi agresi militer Belanda, PBB mengadakan sidang pada
tanggal 22 Desember 1948 dan menghasilkan sebuah resolusi yang isinya
mendesak supaya permusuhan antara Indonesia dan Belanda segera dihentikan
dan pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan.
KTN ditugaskan untuk mengawasi pelaksana resolusi tersebut. Untuk
meluaskan wewenangnya, maka KTN diubah namanya menjadi UNCI
(United
Nations Commission for Indonesia)
yang diketuai oleh Merle Cochran. Atas
inisiatif UNCI, Pada tanggal 14 April 1949 diadakan perundingan Republik
Indonesia dan Belanda. Perundingan ini diadakan di Hotel Des Indes, Jakarta.
Informasi mengenai perundingan Renville dapat kamu amati pada tabel
berikut.
Tabel 4.5.
Perundingan Roem-Royen
Delegasi
Kesepakatan
Dampak bagi
Indonesia
Indonesia
Mr. Moh. Roem.
(Ketua Delegasi)
Belanda
Dr. J. H. van
Royen.
(Ketua Delegasi)
UNCI
Merle Cochran
(Mediator
perundingan)
Pihak Indonesia
menyatakan kesediaan
untuk:
• Menghentikan perang
gerilya.
• Bekerja sama dalam
mengembalikan
perdamaian dan menjaga
ketertiban dan keamanan.
• Turut serta dalam
Konferensi Meja Bundar
di Den Haag.
Pemerintah Republik
Indonesia kembali ke
Yogyakarta.
Ilmu Pengetahuan Sosial
227
Pihak Belanda menyatakan
kesediaan untuk:
• Menyetujui kembalinya
pemerintah Republik
Indonesia ke Yogyakarta;
• Menjamin penghentian
gerakan militer dan
membebaskan semua
tahanan politik;
• Tidak akan mendirikan
negara-negara yang ada
di daerah yang dikuasai
oleh Republik Indonesia
sebelum 19 Desember
1948
• Berusaha dengan
sesungguh-sungguhnya
supaya KMB segera
diadakan sesudah
pemerintah Republik
kembali ke Yogyakarta.
4). Konferensi Meja Bundar
Sumber
:
Sumber
:
30
T
ahun
I
ndonesia
Merdeka, 1981
Gambar 4.15.
Suasana Konferensi Meja Bundar di Den Haag
.
228
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah pertemuan yang
dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23Agustus sampai 2 November
1949. Konfrensi Meja Bundar merupakan tindak lanjut dari perundingan-
perundingan sebelumnya. Konfrensi ini merupakan titik terang bagi bangsa
Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaannya. Informasi
mengenai Konferensi Meja Bundar dapat kamu amati pada tabel berikut.
T
ab
el
4.6.
Konferensi Meja Bundar
Delegasi
Kesepakatan
Dampak bagi
Indonesia
Indonesia
Drs. Moh Hatta
(Ketua Delegasi)
Belanda
J.H.
van Maarseveen
(Ketua Delegasi)
BFO (
Bijeenkomst
voor
Federaal Overleg)
BFO adalah
suatu badan
yang merupakan
kumpulan
negara-negara
bagian bentukan
Belanda.
Sultan Hamid II
(Ketua Delegasi)
UNCI
Chritchley
(Ketua Delegasi)
• Belanda mengakui
RIS sebagai negara
yang merdeka dan
berdaulat.
• Pengakuan kedaulatan
dilakukan selambat-
lambatnya tanggal 30
Desember 1949.
• Masalah Irian Barat
akan diadakan
perundingan lagi
dalam 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan
RIS
• Antara RIS dan
Kerajaan Belanda
akan diadakan
hubungan Uni
Indonesia- Belnada
yang diketuai
Belanda.
• RIS harus membayar
semua utang Belanda
sejak tahun 1942.
• Belanda mengakui
kemerdekaan
Republik Indonesia
Serikat
• Konflik dengan
Belanda dapat
diakhiri dan
pembangunan dapat
dimulai.
• Irian Barat belum
bisa diserahkan
kepada Republik
Indonesia.
• Negara Indonesia
berubah bentuk
menjadi negara
serikat yang tidak
sesuai dengan cita-
cita Proklamasi
Sebagaimana kesepakatan yang diperoleh pada Konfrensi Meja Bundar,
Pada tanggal 27 Desember 1949 pemerintah Belanda menyerahkan
kedaulatan atas Republik Indonesia Serikat. Penyerahan dan sekaligus
pengakuan kedaulatan tersebut dilakukan di dua tempat, yaitu di Belanda dan
di Indonesia. Di Belanda, penyerahan kedaulatan dilakukan oleh Ratu Juliana
kepada kepala delegasi RIS Dr. Moh. Hatta. Adapun di Jakarta, penyerahan
kedaulatan dilakukan A.H.J. Lovink kepada wakil pemerintah RIS, Sri Sultan
Hamengkubuwono IX. Penyerahan kedaulatan ini menandakan berakhirnya
masa penjajahan Belanda di Indonesia secara formal.
Aktivitas Individu
1. Cermati kembali uraian mengenai upaya diplomasi yang dilakukan
untuk mempertahankan kemerdekaan
2. Jelaskan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan upaya tersebut pada kolom
berikut!
No
Peristiwa
Penjelasan
1
Perundingan Linggajati
......................................................
2
Perundingan Renville
......................................................
3
Perundingan Roem–Royen
......................................................
4
Konferensi Meja Bundar
......................................................
Aktivitas Individu
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!
2. Diskusikanlah dengan temanmu!
• Mengapa dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
membutuhkan dukungan Internasional?
3. Tuliskan hasil diskusi pada kolom yang disediakan!
4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!
Ilmu Pengetahuan Sosial
229
230
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Renungkan
Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan RI, rakyat Indonesia
berjuang melalui gerakan bersenjata maupun upaya diplomasi.
Perjuangan bersenjata maupun diplomasi menunjukkan kerelaan
rakyat Indonesia dalam berkorban untuk bangsanya. Hal itulah
yang seharusnya kita teladani dalam mengisi kehidupan di
alam kemerdekaan sekarang ini. Perjuangan secara diplomasi
memperlihatkan bahwa ternyata musyawarah terkadang lebih
membawa hasil daripada kekuatan fisik. Sebagai generasi penerus
citacita para pendiri bangsa sudah sepantasnyalah kalian sebagai
pelajar lebih meningkatkan prestasi diri agar bisa bersaing dengan
bangsa-bangsa lain di dunia sehingga bangsa kita tidak dipandang
sebelah mata oleh dunia lain.
4. Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Kemerdekaan
a. Republik Indonesia Serikat
Sesuai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia berubah menjadi Republik Indonesia Serikat
(RIS). Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada tanggal 27 Desember
1949 dengan Undang-Undang Dasar Sementara sebagai konstitusinya. Sesuai
dengan isi konstitusi baru itu, negara berbentuk federasi dan meliputi seluruh
daerah Indonesia. Yang tergabung dalam federasi ini antara lain adalah sebagai
berikut.
• Negara bagian yang meliputi: Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan,
Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Selatan, Negara
Sumatra Timur, dan Republik Indonesia
• Satuan-satuan kenegaraan yang meliputi: Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung,
Riau, dan Jawa Tengah.
• Daerah Swapraja yang meliputi Kota Waringin, Sabang, dan Padang.
Sistem pemerintahan RIS dipegang oleh presiden dan menteri-menteri di
bawah perdana menteri. Terpilih sebagai Presiden RIS adalah Ir. Soekarno
setelah ia menjadi calon tunggal dalam pemilihan Presiden RIS tanggal 15
Desember 1949. Sementara itu, Drs. Moh. Hatta diangkat menjadi Perdana
Menteri RIS pada tanggal 20 Desember 1949.
Ilmu Pengetahuan Sosial
231
b. Kembali Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sumber
:
Sumber
:
30
T
ahun
I
ndonesia
M
erdek
a
Gambar 4.11.
R
ak
y
a
t
Bandung
berdemo menuntut pembubaran
Negara
P
asundan
Bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) ternyata tidak sesuai
dengan cita-cita kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
muncul gerakan-gerakan untuk mengubah bentuk negara kembali menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Rakyat di negara-negara bagian
mengadakan demonstrasi untuk membubarkan RIS dan menuntut kembali ke
dalam NKRI.
Pada bulan April 1950, hampir seluruh negara bagian dan satuan-satuan
kenegaraan telah bergabung dengan Republik Indonesia, kecuali Negara
Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur. Berkat pendekatan dan ajakan
yang dilakukan, Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur akhirnya
menyatakan keinginannya untuk bergabung kembali ke dalam NKRI. Kedua
negara bagian tersebut kemudian memberikan mandatnya kepada pemerintah
RIS guna mengadakan pembicaraan mengenai pembentukan Negara Kesatuan
dengan pemerintah RI pada 12 Mei 1950.
Pada tanggal 19 Mei 1950, ditandatangani sebuah piagam persetujuan
antara Pemerintah RIS dan Pemerintah RI. Piagam itu menyatakan kedua
pihak dalam waktu singkat akan bersama-sama melaksanakan pembentukan
negara kesatuan. RIS pun bubar dan berganti menjadi Republik Indonesia
pada 17 Agustus 1950. Bersamaan dengan itu, kabinet RIS yang dipimpin
Hatta mengakhiri masa tugasnya.
Selatan.
232
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!
2. Diskusikanlah dengan temanmu!
• Mengapa Belanda menginginkan pembentukan sebuah negara
federasi bukan kesatuan?
• Manakah bentuk negara yang paling tepat bagi Indonesia bentuk
federal atau bentuk negara kesatuan?
3. Tuliskan hasil diskusi pada kolom yang disediakan!
4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!
c. Gangguan Keamanan
1). Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan ini terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpin
oleh Muso. Tujuan dari pemberontakan PKI Madiun adalah ingin mengganti
dasar negara Pancasila dengan komunis serta ingin mendirikan Soviet
Republik Indonesia. Pemberontakan PKI Madiun melakukan aksinya dengan
menguasai seluruh karesidenan Pati. PKI juga melakukan pembunuhan
dan penculikan ini secara besar-besaran. Pada tanggal 30 September 1948,
pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI yang dibantu oleh
rakyat. Di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi H Jawa
Tengah bagian timur) dan Kolonel Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur).
2). Pemberontakan DI/TII (Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia)
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah
suatu gerakan yang menginginkan berdirinya sebuah negara Islam Indonesia.
Pemberontakan DI/TII bermula di Jawa Barat, kemudian menyebar ke daerah-
daerah lain, seperti Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan
Ilmu Pengetahuan Sosial
233
a). Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo
yang memiliki cita-cita mendirikan Negara Islam Indonesia. Cita-citanya
membentuk Negara Islam Indonesia (NII) diwujudkan melalui Proklamasi
yang dikumandangkan pada tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Cisayong, Jawa
Barat. Untuk mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh Kartosuwiryo,
Pasukan TNI dan rakyat menggunakan Operasi Pagar Betis di Gunung Geber.
Akhirnya, pada tanggal 4 Juni 1962 Kantosuwiryo berhasil ditangkap.
b). Sulawesi Selatan
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipmpin oleh Kahar Muzakar.
Pemberontakan ini disebabkan oleh Kahar Muzakar yang menempatkan laskar-
laskar rakyat Sulawesi Selatan ke dalam Iingkungan APRlS (Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat) dan Ia berkeinginan untuk menjadi pimpinan
dan APRIS. Pada tanggal 17 AgustuS 1951, Kahar Muzakar bersama dengan
pasukannya melarikan diri ke hutan dan pada tahun 1952 ia mengumumkan
bahwa Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia
pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat. Penumpasan terhadap pemberontakan
yang dilakukan oleh Kahar Muzakar mengalami kesulitan sebab tempat
persembunyian mereka berada di hutan yang ada di daerah pegunungan. Akan
tetapi, pada bulan Februari 1965 berhasll ditumpas oleh TNI.
c). Aceh
Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Beureuh yang
merupakan mantan Gubernur Aceh. Pemberontakan ini disebabkan oleh
status Aceh yang semula menjadi daerah istimewa diturunkan menjadi
daerah karesidenan di bawah Provinsi Sumatra Utara. Kebijakan pemerintah
tersebut ditentang oleh Daud Beureuh sehingga pada tanggal 21 September
1953 ia mengeluarkan maklumat tentang penyatuan Aceh ke dalam Negara
Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo. Pemerintah Republik Indonesia
memberantas pemberontakan ini di Aceh dengan operasi millter dan
musyawarah dengan rakyat Aceh, sehingga pada tanggal 17-28 Desember
1962 diselenggarakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh dan melalui
musyawarah tersebut maka berhasil dicapai penyelesaian secara damai.
d). Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar
yang menamakan gerakannya dengan sebutan Kesatuan Rakyat yang
Tertindas. Pada tahun 1945, lbnu Hajar secara resmi bergabung dengan
Negara Islam Indonesia dan ditunjuk sebagai panglima tertinggi TIM (Tentara
Islam Indonesia). Pada tahun 1963, pemerintah Indonesia berhasil menumpas
pemberontakan ini, Ibnu Hajar dan anak buahnya berhasil ditangkap.
dalam waktu 40 tahun.
234
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Renungkan
Setiap usaha pemberontakan untuk melawan pemerintah yang
dilakukan dapat ditumpas. Oleh karena itu sebagai warga negara
yang baik, kita harus cinta tanah air dan bangsa. Wujud cinta
kita terhadap tanah air dan bangsa dengan mengisi kemerdekaan
melalui pembangunan, baik jasmani maupun rohani.
5. Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Kemerdekaan
Pada masa kemerdekaan keadaan ekonomi bangsa Indonesia masih belum
stabil. Hal ini disebabkan oleh masalah-masalah ekonomi yang terjadi saat itu.
Masalah-masalah tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Permasalahan Inflasi
Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia
mengalami inflasi yang terlalu tinggi
(
hiperinflasi
).
Inflasi terjadi karena mata
uang Jepang beredar secara tak terkendali. Pada saat itu, pemerintah tidak
dapat menyatakan mata uang Jepang tidak berlaku karena belum memiliki
mata uang sendiri sebagai penggantinya. Kas Negara pun kosong, pajak dan
bea masuk sangat kecil. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mengambil
kebijakan berlakunya mata uang
De Javasche Bank,
mata uang pemerintah
Hindia Belanda dan mata uang pendudukan Jepang.
b. Blokade Laut
Blokade laut yang dilakukan oleh Belanda dimulai pada bulan November
1945. Blokade ini menutup pintu keluar masuk perdagangan Indonesia.
Akibatnya, barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat diekspor,
dan Indonesia tidak dapat memperoleh barang-barang impor yang sangat
dibutuhkan. Tujuan Belanda melakukan blokade ini adalah untuk meruntuhkan
perekonomian Indonesia. Dalam rangka menghadapi blokade laut ini,
pemerintah melakukan berbagai upaya, di antaranya sebagai berikut.
1). Melaksanakan Program Pinjaman Nasional
Program pinjaman nasional dilaksanakan oleh Menteri Keuangan Ir.
Surachman dengan persetujuan dari Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia
Pusat (BP-KNIP). Pinjaman yang direncanakan sebanyak 1 miliar rupiah dan
dibagi atas dua tahap. Pinjaman akan dibayar kembali selambat-lambatnya
Ilmu Pengetahuan Sosial
235
Pada bulan Juli 1946, seluruh penduduk Jawa dan Madura diharuskan
menyetorkan sejumlah uang kepada Bank Tabungan Pos dan rumah-rumah
pegadaian. Pelaksanaan pinjaman ini dinilai sukses. Kesuksesan merupakan
bukti dukungan rakyat terhadap negara. Tanpa dukungan dan kesadaran rakyat
yang tinggi, dapat dipastikan negara akan mengalami kebangkrutan.
2). Melakukan Diplomasi ke India
Pada tahun 1946, Indonesia membantu pemerintah India yang tengah
menghadapi bahaya kelaparan dengan mengirimkan beras seberat 500.000
ton. Sebagai imbalannya, pemerintah India menjanjikan akan mengirimkan
bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. Selain bersifat
ekonomis, pengiriman bantuan ke India juga bersifat politis karena India
merupakan negara Asia yang paling aktif mendukung perjuangan diplomatik
dalam rangka solidaritas negara-negara Asia.
3). Mengadakan Hubungan Dagang Langsung ke Luar Negeri
Usaha mengadakan hubungan dagang ke luar negeri itu dirintis oleh
Banking
and Tranding Coperation
(BTC), suatu badan perdagangan semipemerintah.
BTC berhasil mengadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika Serikat.
Dalam transaksi pertama, pihak Amerika Serikat bersedia membeli barang-
barang ekspor seperti gula, teh, dan karet.
Usaha lain untuk mengadakan hubungan dagang langsung ke luar negeri
juga dilakukan melalui Sumatra. Tujuan utamanya adalah Singapura dan
Malaya. Usaha ini dilakukan dengan perahu layar dan kapal motor cepat.
Pelaksanaan penembusan blokade dilakukan oleh angkatan laut Republik
Indonesia dengan bantuan dari pemerintah daerah penghasil barang-barang
ekspor. Melalui upaya ini, Indonesia berhasil menjual barang-barang ekspor
dan memperoleh barang-barang impor yang dibutuhkan.
Aktivitas Individu
1. Telaah kembali materi tentang keadaan ekonomi Indonesia pada
masa kemerdekaan.
2. Tulislah uraian mengenai ekonomi Indonesia pada masa kemerdekaan.
3. Untuk keperluan itu, kamu dapat mencari sumber-sumber dari buku, majalah,
surat kabar atau internet.
4. Kumpulkan hasilnya kepada guru
236
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Wawasan
Diplomasi Beras
Sebagai bangsa yang pernah mengalami penjajahan bangsa asing, antara
India dan Indonesia terjalin rasa senasib dan sependeritaan. Perasaan ini
makin diperkuat lagi karena keduanya sama-sama anti penjajahan. Pada
masa-masa sulit, pemerintah Indonesia pernah mengirim bantuan berupa
50.000 ton padi pada India yang sedang mengalami bahaya kelaparan.
Hal ini merupakan hasil kesepakatan antara PM. Syahrir dengan wakil
pemerintah India, K.L. Punjabi tanggal 18 Mei 1946. Sebaliknya India
kemudian mengirim bantuan obat-obatan untuk Indonesia. Penyerahan
beras dilaksanakan pada tanggal 20Agustus 1946 di Probolinggo, Jawa
Timur. Sedangkan pengangkutannya ke India dilakukan oleh kapal
laut yang disediakan pemerintah India sendiri. “Diplomasi Beras” ini
menjadikan Indonesia makin mendapat simpat dunia.
6. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Kemerdekaan
Kemerdekaan telah membawa perubahan yang sangat besar terhadap
kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut antara lain
adalah sebagai berikut.
a. Kehidupan Sosial
Sebelum kemerdekaan, telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi-
bagi kelas-kelas masyarakat. Saat itu, masyarakat Indonesia didominasi oleh
warga Eropa dan Jepang, sebagian besar warga pribumi hanyalah masyarakat
rendahan yang menjadi pekerja bagi para bangsawan dan penguasa. Setelah
Indonesia merdeka, segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dan semua
warga Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
segala bidang.
b. Pendidikan
Pada masa penjajahan, kesempatan memperolah pendidikan bagi anak-
anak Indonesia sangat terbatas. Dari sejumlah anak-anak usia sekolah, hanya
sebagian kecil saja yang sempat menikmati sekolah. Akibatnya, sebagian
besar penduduk Indonesia masih buta huruf. Oleh karena itu, segera setelah
Proklamasi Kemerdekaan, pemerintah mengangkat Ki Hajar Dewantara
sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP dan K).
Ilmu Pengetahuan Sosial
237
Ki Hajar Dewantara menjabat jabatan ini hanya selama 3 bulan. Kemudian,
jabatan Menteri PP dan K dijabat oleh Mr. T.S.G. Mulia yang hanya menjabat
selama 5 bulan. Selanjutnya, jabatan Menteri PP dan K dijabat oleh Mohammad
Syafei. Kemudian, ia digantikan oleh Mr. Suwandi.
Pada masa jabatan Mr. Suwandi, dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran
Republik Indonesia yang bertugas untuk meneliti dan merumuskan masalah
pengajaran setelah kemerdekaan. Setelah menyelesaikan tugasnya, panitia ini
menyampaikan saran-saran kepada pemerintah. Kemudian, disusunlah dasar
struktur dan sistem pendidikan di Indonesia. Tujuan umum pendidikan di
Indonesia merdeka adalah mendidik anak-anak menjadi warga negara yang
berguna, yang diharapkan kelak dapat memberikan pengetahuannya kepada
negara. Dengan kata lain, tujuan pendidikan pada masa itu lebih menekankan
pada penanaman semangat patriotisme.
Pendidikan pada awal Kemerdekaan terbagi atas 4 tingkatan, yaitu:
pendidikan rendah, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah
atas, dan pendidikan tinggi. Pada akhir tahun 1949, tercatat sejumlah 24.775
buah sekolah rendah di seluruh Indonesia. Untuk pendidikan tinggi, sudah ada
sekolah tinggi dan akademi di beberapa kota seperti Jakarta, Klaten, Solo dan
Yogyakarta. Selain itu, ada pula universitas seperti Universitas Gadjah Mada.
c. Kebudayaan
Dalam bidang kesenian, banyak muncul lagu yang bertemakan nasionalisme
yang diciptakan oleh para komponis seperti Cornel Simajuntak, Kusbini, dan
Ismail Marzuki. Lagu-lagu tersebut antara lain, Bagimu negeri, Halo-Halo
Bandung, Selendang Sutra, dan Maju Tak Gentar.
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-6 orang!
2. Bersama kelompokmu, carilah informasi mengenai perkembangan
bangsa Indonesia pada masa kemerdekan!
3. Kamu dapat mencari informasi dari materi yang telah kamu pelajari,
buku-buku bacaan, majalah, surat kabar, internet atau sumber lainnya.
4. Berdasarkan informasi yang kamu peroleh, buat tulisan tentang
perkembangan masyarakat Indonesia pada masa kemerdekaan dalam
1-2 halaman!
5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!
6. Setelah dipresentasikan, kumpulkan hasil kerja kelompok kepada
guru untuk dinilai.
mempertimbangkan latar belakang partainya.
238
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
B. Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)
Sumber
:
Ensiklopedi Umum untuk
P
elajar
Gambar 4.17.
Pelantikan Moh. Natsir sebagai Perdana Menteri
I
ndonesia
pada 7
S
ept
ember
1950
Amati gambar di atas! Siapa yang dilantik menjadi Perdana Menteri?
Mengapa umur kabinet pada masa Demokrasi Parlementer rata-rata pendek?
Untuk mengetahui jawabannya, pelajari materi berikut ini dengan baik.
Masa Demokrasi Parlementer adalah masa ketika pemerintah Indonesia
menggunakan UUDS 1950 (Undang-Undang Dasar Sementara) sebagai
undang-undang negara. Masa Demokrasi Parlementer disebut pula masa
Demokrasi Liberal karena sistem politik dan ekonomi yang berlaku
menggunakan prinsip-prinsip liberal. Masa ini berlangsung mulai 17 Agustus
1950 sampai 6 Juli 1959.
1. Perkembangan Politik
a. Sistem Pemerintahan
Pada masa Demokrasi Parlementer undang-undang yang digunakan sebagai
landasan hukum negara adalah UUD Sementara 1950. Sistem pemerintahan
negara menurut UUD Sementara 1950 adalah sistem parlementer. Artinya
Kabinet disusun menurut perimbangan kekuatan kepartaian dalam parlemen.
Presiden hanya merupakan lambang kesatuan saja. Dalam sistem ini parlemen
sangat berkuasa. Apabila kabinet dipandang tidak mampu menjalankan tugas,
maka parlemen segera membubarkannya Sistem parlementer disebut juga
sebagai sistem Demokrasi Liberal.
Sistem kabinet yang digunakan pada masa Demokrasi Parlementer adalah
Zaken Kabinet. Zaken kabinet adalah suatu kabinet yang para menterinya
dipilih atau berasal dari tokoh-tokoh yang ahli di bidangnya, tanpa
Ilmu Pengetahuan Sosial
239
Masa Demokrasi Parlementer di Indonesia memiliki ciri banyaknya partai
politik yang saling berebut pengaruh untuk memegang tampuk kekuasaan.
Hal tersebut menyebabkan seringnya pergantian kabinet. Perhatikanlah tabel
berikut!
T
ab
el
.
4.5.
K
abinet
pada Masa Demokrasi
P
ar
lemen
t
er
No
Kabinet
Periode
1
Kabinet Natsir
September 1950–Maret 1951
2
Kabinet Sukiman
April 1951–Februari 1952
3
Kabinet Wilopo
April 1952–Juni 1953
4
Kabinet Ali
Sastroamidjojo I
Juli 1953–Juli 1955
5
Kabinet Burhanuddin
Harahap
Agustus 1955–Maret 1956
6
Kabinet Ali
Sastroamidjojo II
Maret 1956–Maret 1957
7
Kabinet Djuanda
Maret 1957–Juli 1959
Berdasarkan tabel ini, dapat kita lihat dari tahun 1950-1959 telah terjadi
tujuh kali pergantian kabinet. Hampir setiap tahun terjadi pergantian kabinet.
Jatuh bangunnya kabinet membuat program-program kabinet tidak dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Wawasan
Kabinet Parlementer
Kabinet parlementer dapat berlaku di negara-negara yang menganut
sistem liberal dengan ciri khas multipartai. DPR (parlemen) dapat
menjatuhkan pemerintah (eksekutif) dan mosi tidak percaya. Hal ini
terjadi karena Perdana Menteri dan kabinet bertangggung jawab kepada
parlemen. Negara yang menerapkan kabinet parlementer contohnya
adalah Inggris dan India.
melakukan
oposisi
yang
kurang
sehat
dan
berusaha
menj
atuhkan
partai
politik
240
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
b. Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian yang dianut pada masa ini adalah sistem multi partai,
yaitu suatu sistem kepartaian yang memiliki banyak partai politik. Partai-
partai tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Nama Partai
Pimpinan
Tanggal Berdiri
Majelis Syuro Muslimin
Indonesia (Masyumi)
Dr. Sukirman
Wiryosanjoyo
7 November 1945
Partai Nasional Indonesia
(PNI)
Sidik Joyosukarto
29 Januari 1945
Partai Sosialis Indonesia (PSI)
Amir Syarifuddin
20 November 1945
Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Mr. Moh. Yusuf
7 November 1945
Partai Buruh Indonesia (PBI)
Nyono
8 November 1945
Partai Rakyat Jelata (PRJ)
Sutan Dewanis
8 November 1945
Partai Kristen Indonesia
(Parkindo)
Ds. Probowinoto
10 November 1945
Partai Rakyat Sosialis (PRS)
Sutan Syahrir
20 November 1945
Persatuan Marhaen Indonesia
(Permai)
JB Assa
17 Desember 1945
Partai Katholik Republik
Indonesia (PKRI)
IJ Kassimo
8 Desember 1945
Banyaknya partai politik yang ikut serta dalam pemerintahan menyebabkan
munculnya persaingan antarpartai. Partai-partai politik yang ada cenderung
memperjuangkan kepentingan golongan dari pada kepentingan nasional.
Partai-partai yang ada saling bersaing, saling mencari kesalahan dan saling
menjatuhkan. Partai-partai politik yang tidak memegang jabatan dalam
kabinet dan tidak memegang peranan penting dalam parlemen sering
Ilmu Pengetahuan Sosial
241
yang memerintah. Hal inilah yang menyebabkan sering terjadinya pergantian
kabinet. Kabinet tidak berumur panjang sehingga program-programnya tidak
bisa berjalan sebagaimana mestinya dan menyebabkan stabilitas politik, sosial
ekonomi serta keamanan terganggu.
c. Pemilu 1955
Pada tahun 1955 diselenggarakan pemilihan umum (Pemilu) pertama di
Indonesia. Pemilu pertama ini merupakan tonggak demokrasi pertama di
Indonesia. Keberhasilan penyelenggaraan Pemilu tahun 1955 menandakan
telah berjalannya demokrasi di kalangan rakyat. Rakyat telah menggunakan
hak pilihnya untuk memilih wakil-wakil mereka. Banyak kalangan yang
menilai bahwa Pemilu 1955 merupakan Pemilu paling demokratis yang
dilaksanakan di Indonesia. Pada Pemilu pertama ini 39 juta rakyat Indonesia
memberikan suara.
Pemilihan umum 1955 dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama
dilaksanakan pada 29 September 1955 dan tahap kedua pada 15 Desember
1955. Pemilu tahap pertama adalah untuk memilih anggota DPR yang
berjumlah 250 orang. Perolehan suara terbanyak pada Pemilu ini dimenangkan
oleh empat partai politik, yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI. Pemilu tahap
kedua adalah untuk memilih anggota Dewan Konstituante yang akan bertugas
untuk membuat Undang-undang Dasar yang tetap, untuk menggantikan UUD
Sementara 1950. Anggota DPR hasil Pemilu 1955 dilantik pada 20 Maret
1956, sedangkan pelantikan anggota Konstituante dilaksanakan pada 10
November 1956.
d. Gangguan Keamanan
Pemilu tahun 1955 berhasil diselenggarakan dengan lancar, tetapi ternyata
tidak dapat memenuhi harapan rakyat yang menghendaki pemerintah yang
stabil. Para wakil rakyat terpilih hanya memperjuangkan partainya masing-
masing sehingga pergantian kabinet terus saja terjadi dan mengakibatkan
keadaan politik dan kemanan menjadi tidak stabil. Hal ini menyebakan
munculnya berbagai pergolakan di berbagai daerah. Dalam perkembangannya,
pergolakan-pergolakan itu mengarah pada gerakan pemberontakan yang
berniat memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berikut
ini beberapa gerakan pemberontakan yang terjadi pada masa Demokrasi
Parlementer
(RMS)
adalah
masalah
pemerataan
jatah
pembangunan
daerah
yang
dirasakan
242
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
1). Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA
)
Sumber
:
30
T
ahun
I
ndonesia
M
erdek
a
Gambar 4.20.
Pasukan
APRA
sedang melakukan
penangk
apan
t
er
hadap
anggota
TNI
di
Bandung
.
Gerakan APRA dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling. Gerakan ini
didasari oleh adanya kepercayaan rakyat akan datangnya seorang ratu adil yang
akan membawa mereka ke suasana aman dan tenteram serta memerintah dengan
adil dan bijaksana. Tujuan gerakan APRA adalah untuk mempertahankan
bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki tentara tersendiri pada negara
bagian RIS. Pada tanggal 23 Januan 1950, pasukan APRA menyerang Kota
Bandung serta melakukan pembantaian dan pembunuhan terhadap anggota
TNI. APRA tidak mau bergabung dengan Indonesia dan memilih tetap
mempertahankan
status quo
karena jika bergabung dengan Indonesia mereka
akan kehilangan hak istimenya. Pemberontakan APRA berhasil ditumpas
melalui operasi militer yang dilakukan oleh Pasukan Siliwangi.
2). Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh Mr. Dr.
Christian Robert Steven Soumokil yang menolak terhadap pembentukan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka ingin merdeka dan melepaskan
diri dan wilayah Republik Indonesia karena menganggap Maluku memiliki
kekuatan secara ekonomi, politik, dan geografis untuk berdiri sendiri. Yang
menjadi penyebab utama munculnya Gerakan Republik Maluku Selatan
Ilmu Pengetahuan Sosial
243
sangat kecil, tidak sebanding dengan daerah di Jawa. Pemberontakan ini dapat
diatasi melalui ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang
(Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur).
3). Pemberontakan Andi Azis
Peristiwa pemberontakan Andi Aziz terjadi pada 5 April 1950. Peristiwa ini
berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya terhadap pemerintah
Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan sebagai pasukan kemanan
untuk mengamankan situasi di Makassar. Pada saat itu, di Makassar sering
terjadi bentrokan antara kelompok propersatuan dengan kelompok pro-negara
federal. Menurut Andi Azis, hanya tentara APRIS dari KNIL yang bertanggung
jawab atas keamanan di Makassar. Tuntutan itu tidak dipenuhi dan pemerintah
Republik Indonesia tetap mendatangkan ABRI sebagai pasukan keamanan.
Ketika ABRI benar-benar didatangkan ke Sulawesi Selatan, hal ini menyulut
ketidakpuasan di kalangan pasukan Andi Aziz. Pasukan Andi Aziz kemudian
bereaksi dengan menduduki beberapa tempat penting di Makassar, seperti pos-
pos militer, kantor telekomunikasi, lapangan terbang, serta menahan Letnan
Kolonel A.J. Mokoginta yang menjabat sebagai Panglima Tentara Teritorium
Indonesia Timur.
Pemerintah RI memerintahkan Andi Azis untuk menghentikan
pergerakannya dan mengultimatum agar datang ke Jakarta dalam waktu
4×24 jam untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Namun Andi Aziz
ternyata terlambat melapor, sementara pasukannya telah berontak. Andi Aziz
pun segera ditangkap setibanya di Jakarta dari Makasar. Pasukannya yang
memberontak akhirnya menyerah dan ditangkap oleh pasukan militer RI di
bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.
4). Pemberontakan PRRI dan Permesta
Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi di Sulawesi yang disebabkan
oleh adanya hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Hal itu dikarenakan jatah keuangan yang diberikan
oleh pemerintah pusat tidak sesual anggaran yang diusulkan. Hal tersebut
menimbulkan dampak ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat.
Selanjutnya dibentuk gerakan dewan yaitu,
a). Dewan Banteng di Sumatera Barat dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
b). Dewan Gajah di Sumatera Utara dipimpin oleh Letkol Simbolon.
c). Dewan Garuda di Sumatera Selatan Letkol Barlian
d). Dewan Manguhi di Sulawesi Utara dipimpin oleh Letkol Ventje Sumual.
lahirnya o
r
ganisasi Gerakan Non
-
Blok.
244
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Renungkan
Puncak pemberontakan ini terjadi pada tanggal 10 Februari 1958, Ketua
Dewan Banteng mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat. Isi
ultimatum tersebut adalah menyatakan bahwa Kabinet Djuanda harus
mengundurkan diri dalam waktu 5 x 24 jam. Setelah menerima ultimatum
tersebut, pemerintah pusat bertindak tegas dengan cara memberhentikan
Letkol Achmad Husein secara tidak hormat. Oleh karena ultimatumnya ditolak
pemerintah, pada 15 Februari 1958, Letkol. Ahmad Husein mengumumkan
berdirinya PRRI kemudian diikuti oleh pengumuman Permesta pada 17
Februari 1958 di Sulawesi. Untuk menumpas pemberontakan PRRI/Permesta,
pemerintah melancarkan operasi militer. Pada 29 Mei 1961, Ahmad Husein
dan tokoh-tokoh PRRI lainya akhirnya menyerah.
Pemberontakan APRA, Andi Aziz, RMS, dan PRRI/Permesta
merupakan batu ujian bagi ideologi nasional Pancasila. Berkat
rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan kekompakan ABRI bersama
rakyat setia kepada Pancasila dan UUD 1945, maka pemerintah
berhasil mengatasinya.
e. Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Deklarasi Djuanda
Pada masa Demokrasi Parlementer, Indonesia banyak mengalami
gangguan stabilitas politik dan keamanan. Meski demikian, pemerintah pada
masa Demokrasi Parlementer mampu mewujudkan beberapa keberhasilan
yang membanggakan, di antaranya adalah Penyelenggaraan Konferensi Asia
Afrika (KAA) dan Deklarasi Djuanda.
1). Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA)
Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada tanggal 18–24 April
1955 di Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara. Sidang berlangsung
selama satu minggu dan menghasilkan sepuluh prinsip yang dikenal dengan
Dasasila Bandung.
Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) membawa keuntungan
bagi Indonesia, pamor Indonesia sebagai negara yang baru merdeka naik
karena kemampuannya menyelenggarakan konferensi tingkat internasional.
Keuntungan lainnya adalah dukungan bagi pembebasan Irian Barat yang saat
itu masih diduduki Belanda.
Konferensi Asia Afrika (KAA) juga berpengaruh terhadap dunia
internasional. Setelah berakhirnya KAA, beberapa negara di Asia dan
Afrika mulai memperjuangkan nasibnya untuk mencapai kemerdekaan dan
kedudukan sebagai negara berdaulat penuh. Selain itu, KAA menjadi awal
Ilmu Pengetahuan Sosial
245
2). Deklarasi Djuanda
Sebelum Deklarasi Djuanda, Indonesia masih menggunakan peraturan
kolonial terkait dengan batas wilayah. Dalam peraturan itu disebutkan bahwa
laut territorial Indonesia itu lebarnya 3 mil diukur dari garis air rendah dari
pada pulau-pulau dan bagian pulau yang merupakan bagian dari wilayah
daratan Indonesia.
Batas 3 mil ini menyebabkan adanya laut-laut bebas yang memisahkan
pulau-pulau di Indonesia. Hal ini menyebabkan kapal-kapal asing bebas
mengarungi lautan tersebut tanpa hambatan. Kondisi ini akan menyulitkan
Indonesia dalam melakukan pengawasan wilayah Indonesia. Melihat kondisi
inilah kemudian pemerintahan Kabinet Djuanda mendeklarasikan hukum
teritorial. Deklarasi tersebut kemudian dikenal sebagai Deklarasi Djuanda.
Penetapan Deklarasi Djuanda dilakukan dalam Konvensi Hukum Laut
PBB ke III Tahun 1982
(United Nations Convention On The Law of The
Sea/
UNCLOS 1982
)
. Pengakuan atas Deklarasi Djuanda menyebabkan luas
wilayah Republik Indonesia meluas hingga 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km²
menjadi 5.193.250 km².
Aktivitas Individu
1. Pelajari kembali uraian mengenai perkembangan politik
pada masa Demokrasi Parlementer!
2. Deskripsikan peristiwa-peristiwa yang berkaitan perkembangan
politik pada masa Demokrasi Parlementer pada kolom berikut!
No
Peristiwa
Deskripsi
1
Jatuh bangunnya kabinet
.......................................
..........................................
2
Pemilu 1955
.......................................
..........................................
3
Gangguan kemanan
.......................................
..........................................
4
Konferensi Asia Afrika
(KAA)
.......................................
..........................................
hal
-
hal berikut.
246
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
2. Perkembangan Ekonomi
Pada masa Demokrasi Parlementer, bangsa Indonesia menghadapi
permasalahan ekonomi. Permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia
pada saat itu mencakup permasalahan jangka pendek dan permasalahan jangka
panjang. Permasalahan jangka pendek yang dihadapi pemerintah Indonesia
saat itu adalah tingginya jumlah mata uang yang beredar dan meningkatnya
biaya hidup. Permasalahan jangka panjang yang dihadapi pemerintah adalah
pertambahan jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan yang rendah. Untuk
memperbaiki kondisi ekonomi, pemerintah melakukan berbagai upaya, antara
lain adalah sebagai berikut.
a. Gunting Syafruddin
Dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi
defisit anggaran, pada tanggal 20 Maret 1950, Menteri Keuangan, Syafrudin
Prawiranegara, mengambil kebijakan memotong semua uang yang bernilai
Rp2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya Melalui kebijakan ini,
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
b. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah untuk
mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional.
Struktur ekonomi kolonial membawa dampak perekonomian Indonesia
banyak didominasi oleh perusahaan asing dan ditopang oleh kelompok etnis
Cina sebagai penggerak perekonomian Indonesia. Kondisi inilah yang ingin
diubah melalui sistem ekonomi Gerakan Banteng. Tujuan dari sistem ekonomi
Gerakan Banteng adalah sebagai berikut.
1) Menumbuhkan kelas pengusaha di kalangan bangsa Indonesia. Para
pengusaha Indonesia yang bermodal lemah diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.
2) Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan
diberikan bantuan kredit.
3) Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang
menjadi maju.
Gerakan Benteng dimulai pada bulan April 1950. Hasilnya selama 3
tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima
bantuan kredit dari program ini. Tetapi, tujuan program ini tidak dapat tercapai
dengan baik dan mengakibatkan beban keuangan pemerintah makin besar.
Tidak dapat tercapainya tujuan Gerakan Banteng antara lain disebabkan oleh
Ilmu Pengetahuan Sosial
247
1) Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha
nonpribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.
2) Para pengusaha pribumi memiliki mental yang cenderung konsumtif.
3) Para pengusaha pribumi sangat bergantung pada pemerintah.
4) Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
5) Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati
cara hidup mewah.
6) Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan
secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.
c. Nasionalisasi Perusahaan Asing
Nasionalisasi perusahaan asing dilakukan dengan pencabutan hak
milik Belanda atau asing yang kemudian diambil alih atau ditetapkan
statusnya sebagai milik pemerintah Republik Indonesia. Nasionalisasi
yang dilakukan pemerintah terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu
tahap pengambilalihan, penyitaan dan penguasaan. Tahap kedua yaitu tahap
pengambilan kebijakan yang pasti, yakni perusahaan-perusahaan yang diambil
alih itu kemudian dinasionalisasikan.
d. Finansial Ekonomi (Finek)
Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, Indonesia mengirim delegasi
ke Belanda untuk merundingkan masalah Finansial Ekonomi (Finek).
Perundingan ini dilakukan pada tangal 7 Januari 1956. Rancangan persetujuan
Finek yang diajukan Indonesia terhadap pemerintah Belanda adalah sebagai
berikut:
1) Pembatalan Persetujuan Finek hasil KMB
2) Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral
3) Hubungan finek didasarkan atas undang-undang Nasional, tidak boleh
diikat oleh perjanjian lain.
Namun usul Indonesia ini tidak diterima oleh Pemerintah Belanda, sehingga
pemerintah Indonesia secara sepihak melaksanakan rancangan fineknya
dengan membubarkan Uni Indonesia-Belanda pada tanggal 13 Febuari
1956 dengan tujuan melepaskan diri dari ikatan ekonomi dengan Belanda.
Dampak dari pelaksanaan finek ini, banyak pengusaha Belanda yang menjual
perusahaannya, sedangkan pengusaha pribumi belum mampu mengambil alih
perusahaan Belanda tersebut.
meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.
248
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
e. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintah menyusun Rencana
Pembangunan Lima Tahun yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun
1956 – 1961. Rencana ini tidak berjalan dengan baik disebabkan oleh hal-hal
berikut.
1) Depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun
1957 dan awal 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara
merosot.
2) Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak
ekonomi.
3) Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah
yang melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!
2. Diskusikanlah dengan kelompokmu!
• Mengapa upaya perbaikan ekonomi pada masa Demokrasi
Parlementer tidak berjalan baik?
3. Tuliskan hasil diskusi pada kolom di bawah ini!
4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!
3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer
a. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
banyak dipengaruhi oleh gejolak politik dan permasalahan ekonomi. Gejolak
politik menyebabkan munculnya gangguan kemanan di berbagai tempat,
dan upaya perbaikan ekonomi yang tidak berjalan lancar. menyebabkam
Ilmu Pengetahuan Sosial
249
b. Pendidikan
Pada tahun 1950, diadakan pengalihan masalah pendidikan dari Pemerintah
Belanda kepada Pemerintah RIS (Republik Indonesia Serikat). Kemudian,
disusunlah suatu konsepsi pendidikan yang dititikberatkan kepada spesialisasi
sebab menurut Menteri Pendidikan pada saat itu, bangsa Indonesia sangat
tertinggal dalam pengetahuan teknik yang sangat dibutuhkan oleh dunia
modern. Menurut garis besar konsepsi tersebut, pendidikan umum dan
pendidikan teknik dilaksanakan dengan perbandingan 3 banding 1. Maksudnya,
setiap ada 3 sekolah umum, diadakan 1 sekolah teknik.
Setiap lulusan sekolah dasar diperbolehkan melanjutkan ke sekolah teknik
menengah (3 tahun), kemudian melanjutkan ke sekolah teknik atas (3 tahun).
Setelah lulus sekolah teknik menengah dan sekolah teknik atas, diharapkan
siswa dapat mengerjakan suatu bidang tertentu. Selain itu, karena Indonesia
merupakan negara kepulauan, di beberapa kota seperti Surabaya, Makassar,
Ambon, Manado, Padang, dan Palembang diadakan Akademi Pelayaran,
Akademi Oseanografi, dan Akademi Research Laut. Tenaga pengajarnya
didatangkan dari luar negeri seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis.
Pada masa Demokrasi Parlementer didirikan beberapa universitas baru di
antaranya adalah Universitas Andalas di Padang, Universitas Sumatra Utara di
Medan, Universitas Indonesia di Jakarta, Universitas Padjajaran di Bandung,
Universitas Airlangga di Surabaya, dan Universitas Hasanuddin di Makassar.
c. Kesenian
Dalam bidang kesenian, muncul berbagai organisasi seni lukis, seperti
organisasi Pelukis Indonesia (PI) dan Gabungan Pelukis Indonesia (GPI).
Selain itu, berdiri pula Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-6 orang!
2. Bersama kelompokmu, carilah informasi mengenai perkembangan
bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer!
3. Kamu dapat mencari informasi dari materi yang telah kamu pelajari,
buku-buku bacaan, majalah, surat kabar, internet atau sumber lainnya.
4. Berdasarkan informasi yang kamu peroleh, buat tulisan tentang
perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi
Parlementer dalam 1-2 halaman!
5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!
250
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
C. Masa Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)
Sumber
:
30
T
ahun
I
ndonesia
M
erdek
a
Gambar 4.22.
Presiden Soekarno sedang
membacakan
Dekrit Presiden 5 Juli
1959 di Istana
M
erdek
a.
Gambar di atas menunjukkan suasana pembacaan Dekrit Presiden pada
tanggal 5 Juli 1959. Apa yang menyebabkan Presiden Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959? Apa hubungan Dekrit Presiden tersebut dengan
konsep Demokrasi Terpimpin? Bagaimana tanggapan rakyat terhadap Dekrit
presiden itu? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan uraian materi berikut
ini!
Masa Demokrasi Terpimpin adalah masa ketika Indonesia menerapkan
suatu sistem pemerintahan dengan seluruh keputusan pemerintah berpusat
pada kepala negara. Pada saat itu, jabatan kepala negara dijabat oleh Presiden
Soekarno. Masa Demokrasi Termimpin berlangsung sejak dikeluarkannya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai tahun 1965.
1. Perkembangan Politik
a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
belum pernah mencapai kestabilan secara nasional. Persaingan partai-partai
politik yang menyebabkan pergantian kabinet terus terjadi. Selain itu, Dewan
Konstituante hasil pemilu tahun 1955 ternyata tidak berhasil melaksanakan
tugasnya menyusun UUD baru bagi Republik Indonesia. Dewan Konstituante
tidak berhasil melaksanakan tugasnya disebabkan adaya perbedaan pandangan
tentang dasar negara. Anggota Dewan Konstituante dari PNI, PKRI, Permai,
Parkindo, dan partai lain yang sehaluan mengajukan Pancasila sebagai
Ilmu Pengetahuan Sosial
251
dasar negara. Sedangkan Masyumi, NU, PSII dan partai lain yang sehaluan
mengajukan dasar negara Islam. Dalam upaya menyelesaikan perbedaan
pendapat terkait dengan masalah dasar negara, kelompok Islam mengusulkan
kepada pendukung Pancasila tentang kemungkinan dimasukannya nilai-nilai
Islam ke dalam Pancasila, yaitu dimasukkannya Piagam Jakarta 22 Juni 1945
sebagai pembukaan undang-undang dasar yang baru. Namun usulan itu ditolak
oleh pendukung Pancasila dan membuat kondisi negara semakin tidak stabil.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, muncul gagasan untuk
melaksanakan model pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan kembali kepada
UUD 1945. Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit
yang dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isinya adalah sebagai berikut.
1) Menetapkan pembubaran Konstituante.
2) Menetapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai tanggal penetapan dekrit
dan tidak berlakunya lagi UUD Sementara (UUDS).
3) Pembentukan MPRS, yang terdiri atas anggota DPR ditambah dengan
utusan-utusan dan golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbangan
Agung Sementara (DPAS).
Berlakunya kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959
diterima baik oleh rakyat Indonesia. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden
5 Juli 1959, berakhirlah masa Demokrasi Parlementer dan digantikan
dengan Demokrasi Terpimpin. Demikian pula mulai saat itu, sistem kabinet
parlementer ditinggalkan dan diganti menjadi kabinet presidensial.
b. Penyimpangan terhadap UUD 1945
Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin bertujuan untuk menata kembali
kehidupan politik dan pemerintahan yang tidak stabil pada masa Demokrasi
Parlementer dengan kembali melaksanakan UUD 1945. Namun pada
perkembangannya, pada masa Demokrasi Terpimpin justru terjadi
penyimpangan terhadap UUD 1945. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut
antara lain sebagai berikut.
1) Presiden menunjuk dan mengangkat anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara (MPRS). Seharusnya anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara (MPRS) dipilih melalui pemilu bukan ditunjuk dan
diangkat oleh Presiden.
2) Presiden membubarkan Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR) hasil
Pemilu 1955 dan menggantinya dengan Dewan Permusyawaratan Rakyat
Gotong Royong (DPR-GR). Seharusnya kedudukan Presiden dan DPR
adalah setara. Presiden tidak dapat membubarkan DPR, sebaliknya DPR
tidak dapat memberhentikan Presiden.
252
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
3) Pengangkatan presiden seumur hidup. Seharusnya Presiden dipilih setiap
lima tahun sekali melalui pemilu sebagaimana amanat UUD 1945, bukan
diangkat seumur hidup.
Penyimpangan terhadap UUD 1945 yang terjadi masa Demokrasi Terpimpin
disebabkan oleh kekuasaan yang dimiliki oleh presiden sangat besar sehingga
pemerintahan cendrung mengarah kepada otoriter.
c. Kekuatan Politik Nasional
Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuatan politik terpusat antara tiga
kekuatan politik, yaitu: Presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia (PKI),
dan TNI Angkatan Darat. Berbeda dengan masa sebelumnya, pada masa
Demokrasi terpimpin partai politik tidak mempunyai peran besar dalam
pentas politik nasional. Partai-partai yang ada ditekan agar menyokong
dan memberikan dukungan terhadap gagasan presiden. Partai politik yang
pergerakannya dianggap bertolak belakang dengan pemerintah di bubarkan
dengan paksa. Dengan demikian partai-partai politik itu tidak dapat lagi
menyuarakan gagasan dan keinginan kelompok-kelompok yang diwakilinya.
Sampai tahun 1961, hanya ada 10 partai politik yang diakui oleh pemerintah,
yaitu: PNI, NU, PKI, Partai Katolik, Partai Indonesia, Partai Murba, PSII,
IPKI, Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Persatuan Tarbiyah Islam
(Perti).
d. Politik Luar Negeri
Berdasarkan UUD 1945, politik luar negeri yang dianut Indonesia adalah
politik luar negeri bebas aktif. Bebas artinya tidak memihak kepada salah satu
blok yang ada, yaitu blok barat dan blok timur. Namun pada masa Demokrasi
Terpimpin, Politik luar negeri Indonesia condong ke blok timur. Indonesia
banyak melakukan kerja sama dengan negara-negara komunis seperti Uni
Soviet, China, Kamboja, Vietnam, dan Korea Utara.
1). Oldefo dan Nefo
Oldefo
(The Old Established Forces)
adalah sebutan untuk negara-negara
barat yang sudah mapan ekonominya. Khususnya negara-negara kapiltalis.
Nefo
(The New Emerging Forces)
adalah sebutan untuk negara-negara baru,
khususnya negara-negara sosialis. Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia
lebih banyak menjalin kerja sama dengan negara-negara Nefo. Hal ini terlihat
dengan dibentuknya Poros Jakarta–Peking (Indonesia dan China) dan Poros
Jakarta–Phnom Penh–Hanoi–Pyongyang (Indonesia, Kamboja, Vietnam
Ilmu Pengetahuan Sosial
253
Utara, dan Korea Utara). Terbentuknya poros ini mengakibatkan ruang gerak
diplomasi Indonesia di forum internasional menjadi sempit. Indonesia terkesan
memihak kepada blok sosial/komunis.
2). Politik Mercusuar
Politik Mercusuar merupakan politik yang dijalankan oleh Presiden
Soekarno dengan anggapan bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang
menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia. Untuk mewujudkannya, maka
diselenggarakan proyek-proyek besar dan spektakuler yang diharapkan dapat
menempatkan Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di kalangan Nefo.
Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar, diantaranya
adalah penyelenggaraan Ganefo
(Games of the New Emerging Forces),
pembangunan kompleks olahraga Senayan, dan pembangunan Monumen
Nasional (Monas).
3). Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, muncul gagasan
untuk membentuk organisasi yang disebut dengan Gerakan Non-Blok.
Gerakan Non-Blok (
Non-Aligned Movement
) didirikan untuk menyikapi
persaingan antara Blok Barat yang dipiminan Amerika Serikat dan Blok
Timur yang dipimpin Uni Sovyet pada awal tahun 1960-an. Persaingan kedua
blok memicu terjadinya Perang Dingin (
Cold War
) yang dapat mengancam
perdamaian dunia.
Berdirinya Gerakan Non-Blok diprakarsai oleh PM India Jawaharlal Nehru,
PM Ghana Kwame Nkrumah, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, Presiden
Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Jossep Broz Tito. Gerakan Non-
Blok (GNB) secara resmi berdiri melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
tahun 1961 di Beograd, Yugoslavia. Adapun tujuan pendirian Gerakan Non-
Blok antara lain adalah sebagai berikut.
a) Menentang imperialisme dan kolonialisme
b) Menyelesaikan sengketa secara damai.
c) Mengusahakan pengembangan sosial ekonomi agar tidak dikuasai negara
maju.
d) Membantu perdamaian dunia dan berusaha meredakan ketegangan
Amerika Serikat dengan Uni Soviet.
Munculnya gagasan pembentukan Gerakan Non-Blok pada Konferensi Asia
Afrika di Bandung tahun 1955 memperlihatkan besarnya pengaruh Indonesia
dalam gerakan tersebut. Indonesia pun terlibat aktif dalam persiapan KTT I
Gerakan Non-Blok di Beograd, Yugoslavia.
254
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
d
isi
R
e
visi
4). Konfrontasi dengan Malaysia
Konfrontasi dengan Malaysia berawal dari keinginan Federasi Malayasia
untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak ke dalam Federasi
Malaysia. Rencana pembentukan Federasi Malaysia mendapat tentangan
dari Filipina dan Indonesia. Filipina menentang karena menganggap bahwa
wilayah Sabah secara historis adalah milik Kesultan Sulu. Indonesia menentang
karena menurut Presiden Soekarno pembentukan Federasi Malaysia
merupakan sebagian dari rencana Inggris untuk mengamankan kekuasaanya
di Asia Tenggara. Pembentukan Federasi Malaysia dianggap sebagai proyek
Neokolonialisme Inggris yang membahayakan revolusi Indonesia.
Pada tanggal 16 September 1963 pendirian Federasi Malaysia
diproklamirkan. Menghadapi tindakan ini, Indonesia mengambil kebijakan
konfrontasi. Pada tanggal 17 September 1963 hubungan diplomatik antara
Indonesia dan Malaysia putus. Selanjtunya pada tanggal 3 Mei 1964, Presiden
Soekarno mengeluarkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora). Isi Dwikora adalah
sebagai berikut.
a) Perhebat ketahanan revolusi Indonesia
b) Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak,
Sabah, dan Brunei untuk memerdekakan diri dan menggagalkan negara
boneka Malaysia.
Pada saat Konfrontasi Indonesia-Malaysia sedang berlangsung, Malaysia
dicalonkan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Pencalonan
ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno. Pada tanggal 7 Januari 1965
Malaysia dinyatakan diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB, dengan spontan Presiden Soekarno menyatakan Indonesia keluar dari
PBB.
5). Pembebasan Irian Barat
Sesuai isi KMB, Irian Barat akan diserahkan oleh Belanda satu tahun
setelah pengakuan kedaulatan RIS. Namun, pada kenyataannya lebih dari satu
tahun pengakuan kedaulatan Indonesia, Belanda tidak kunjung menyerahkan
Irian Barat pada Indonesia.
Dalam penyelesaian masalah Irian Barat, pemerintah Indonesia melakukan
upaya diplomasi bilateral dengan Belanda. Upaya ini tidak membuahkan hasil.
Selanjutnya sejak tahun 1954 setiap tahun persolan Irian Barat berulang-ulang
dimasukkan ke dalam acara sidang Majelis Umum PBB, tetapi tidak pernah
Ilmu Pengetahuan Sosial
255
memperoleh tanggapan positif. Oleh karena berbagai upaya diplomasi tidak
berhasil, pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan untuk menempuh sikap
keras melalui konfrontasi total terhadap Belanda, antara lain sebagai berikut.
a) Pada tahun 1956, Indonesia secara sepihak membatalkan hasil KMB dan
secara otomatis membubarkan Uni Indonesia- Belanda. Melalui UU No.
13 Tahun 1956 tanggal 3 Mei 1956 Indonesia menyatakan bahwa Uni
Indonesia–Belanda tidak ada.
b) Pada 17 Agustus 1960, Indonesia secara sepihak memutuskan hubungan
diplomatik dengan Belanda yang diikuti oleh pemecatan seluruh warga
negara Belanda yang bekerja di Indonesia. Kemudian pemerintah Indonesia
mengusir semua warga negara Belanda yang tinggal di Indonesia dan
memanggil pulang duta besar serta para ekspatriat Indonesia yang ada di
Belanda.
c) Pembentukan Provinsi Irian Barat dengan ibu kota di Soasiu (Tidore)
untuk menandingi pembentukan negara Papua oleh Belanda.
Puncak konfrontasi Indonesia terhadap Belanda terjadi saat Presiden
Soekarno mengumandangkan Trikora (Tri Komando Rakyat) pada tanggal 19
Desember 1961 di Yogyakarta. Adapun isi Trikora adalah sebagai berikut.
1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda kolonial.
2) Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan tanah air dan bangsa
Untuk melaksanakan Trikora, pada tanggal 2 Januari 1962 Presiden/
Pangti ABRI/Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat
mengeluarkan keputusan Nomor 1 Tahun 1962 untuk membentuk Komando
Mandala Pembebasan Irian Barat
.
Antara bulan Maret sampai bulan Agustus
1962 oleh Komando Mandala dilakukan serangkaian operasi-operasi
pendaratan melalui laut dan penerjunan dari udara di daerah Irian Barat.
Operasi-operasi infiltrasi tersebut berhasil mendaratkan pasukan-pasukan
ABRI dan sukarelawan di berbagai tempat di Irian Barat. Antara lain Operasi
Banteng di Fak-Fak dan Kaimana, Operasi Srigala di sekitar Sorong dan
Teminabuan, Operasi Naga dengan sasaran Merauke, serta Operasi Jatayu di
Sorong, Kaimana, dan Merauke.
Pada mulanya Belanda mencemoohkan persiapan-persiapan Komando
Mandala tersebut. Mereka mengira, bahwa pasukan Indonesia tidak mungkin
dapat masuk ke wilayah Irian. Tetapi setelah ternyata bahwa operasi-operasi
infiltrasi dari pihak kita berhasil, maka Belanda bersedia untuk duduk pada
meja perundingan guna menyelesaikan sengketa Irian Barat.
256
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
d
isi
R
e
visi
Renungkan
Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani suatu perjanjian antara
Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda di New York, yang terkenal
dengan
Perjanjian New York.
Adapun isi dari Perjanjian New York adalah
sebagai berikut.
1) Kekuasaan Belanda atas Irian Barat berakhir pada 1 Oktober 1962.
2). Irian Barat akan berada di bawah perwalian PBB hingga 1 Mei 1963 melalui
lembaga UNTEA (
United Nations Temporary Executive Authority
) yang
dibentuk PBB.
3) Pada 1 Mei 1963, Irian Barat akan diserahkan kepada pemerintah
Indonesia.
4) Pemerintah Indonesia wajib mengadakan penentuan pendapat rakyat
(pepera) Irian Barat untuk menentukan akan berdiri sendiri atau tetap
bergabung dengan Indonesia, pada tahun 1969 di bawah pengawasan
PBB.
Berdasarkan hasil Pepera tahun 1969, Dewan Musyawarah Pepera secara
aklamasi memutuskan bahwa Irian Barat tetap ingin bergabung dengan
Indonesia. Hasil musyawarah pepera tersebut dilaporkan dalam Sidang Majelis
Umum PBB ke-24 oleh diplomat PBB, Ortiz Sanz yang bertugas di Irian Barat
Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia telah membuktikan
kepada dunia internasional bahwa kita mampu menyelesaikan
persoalan-persoalan, baik secara damai maupun dengan cara
apapun yang dikehendaki. Kita harus bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas bergabungnya kembali Irian Barat dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. Peristiwa G 30 S/PKI 1965
Peristiwa Gerakan 30 September/PKI terjadi pada malam tanggal 30
September 1965. Dalam peristiwa tersebut, sekelompok militer di bawah
pimpinan Letkol Untung melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap
enam perwira tinggi TNI Angkatan Darat serta memasukkan jenazah mereka
ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya, Jakarta. Setelah melakukan
pembunuhan itu, kelompok tersebut menguasai dua sarana komunikasi
penting, yaitu Radio Republik Indonesia (RRI) di jalan Merdeka Barat dan
Kantor Telekomunikasi yang terletak di Jalan Merdeka Selatan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
257
Sumber
:
30
T
ahun
I
ndonesia
M
erdek
a
Gambar 4.23.
Para pahlawan yang gugur dalam peristiwa
G
30
S/PKI.
Dari kiri
ke kanan,
L
etjen
Ahmad
Y
ani, Mayjen Supr
apt
o
,
Mayjen
M.T.
Har
y
ono
,
Mayjen S.
Parman, Brigjen Sutoyo
Sisw
omiharjo
,
Brigjen
DI
Panjaitan,
L
ettu
Pierre
T
endean,
Brigradir
Polisi
K
ar
el Satsuit
T
ubun,
Kolonel
K
atamso
,
L
etkol
Sug
iy
ono
.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 pemimpin Gerakan 30 September Letnan
Kolonel Untung mengumumkan melalui RRI Jakarta tentang gerakan yang
telah dilakukannya. Dalam pengumuman tersebut disebutkan bahwa Gerakan
30 September merupakan gerakan internal Angkatan Darat untuk menertibkan
anggota Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta terhadap pemerintah
Presiden Soekarno. Selain itu, diumumkan juga tentang pembentukan Dewan
Revolusi, pendemisioneran Kabinet Dwikora, dan pemberlakuan pangkat
letnan kolonel sebagai pangkat tertinggi dalam TNI. Pengumuman ini segera
menyebar pada 1 Oktober 1965 dan menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Mayor Jenderal Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando
Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) memutuskan segera mengambil alih
pimpinan TNI Angkatan Darat karena Jenderal Ahmad Yani selaku Men/
Pangad saat itu belum diketahui keberadaannya. Setelah berhasil menghimpun
pasukan yang masih setia kepada Pancasila, operasi penumpasan Gerakan 30
September pun segera dilakukan.
Operasi penumpasan G 30 S/PKI dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto
bersama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan Batalyon
328/Para Divisi Siliwangi. Pada malam hari tanggal 1 Oktober 1965, RPKAD
yang dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibowo berhasil menguasai kembali
RRI Jakarta dan kantor telekomunikasi. Selanjutnya, Mayjen Soeharto
258
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Renungkan
mengumumkan melalui radio tentang keadaan yang sebenarnya kepada rakyat.
Pada tanggal 2 Oktober 1965, RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo
berhasil sepenuhnya menguasai keadaan di Jakarta dan pemberontakan G 30
S/PKI berhasil digagalkan.
Pada tahun 1965, PKI adalah kekuatan politik terbesar
Indonesia dan partai komunis terbesar kedua di dunia di luar Blok
Timur. Berdasarkan kalkulasi politik, PKI tidak akan kesulitan
melakukan kudeta di Indonesia. Namun, berkat pertolongan
Tuhan Yang Maha Esa, pemberontakan komunis di Indonesia
dapat digagalkan.
2. Perkembangan Ekonomi
Pada masa Demokrasi Terpimpin, pemerintah berupaya mengatasi
permasalahan ekonomi yang terjadi sejak masa Demokrasi Parlementer.
Presiden Soekarno mempraktikkan sistem ekonomi terpimpin dengan terjun
langsung mengatur perekonomian. Langkah-langkah yang diambil pemerintah
untuk memperbaiki kondisi ekonomi antara lain adalah sebagai berikut.
a. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas)
Dewan Perancang Nasional (Depernas) dibentuk berdasarkan Undang-
Undang No. 80 Tahun 1958 dan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1958.
Tugas dewan ini adalah menyiapkan rancangan undang-undang pembangunan
nasional yang berencana serta menilai pelaksanaan pembangunan tersebut.
Dewan ini diketuai oleh Mohammad Yamin dengan 50 orang anggota.
Pelantikannya secara resmi dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 15 Agustus
1959.
Pada 26 Juli 1960, Depernas berhasil menyusun sebuah Rancangan
Undang-Undang Pembangunan Nasional Sementara Berencana untuk tahun
1961-1969. Rancangan Undang-Undang tersebut disetujui oleh MPRS dan
ditetapkan dalam Tap MPRS No. 2 Tahun 1960.
Pada 1963, Depernas diganti namanya menjadi Badan Perancang
Pembangunan Nasional (Bappenas). Ketuanya dijabat secara langsung oleh
Presiden Soekarno. Tugas badan ini menyusun rencana pembangunan jangka
panjang dan jangka pendek secara nasional dan daerah, mengawasi dan
menilai pelaksanaan pembangunan, dan menyiapkan serta menilai hasil kerja
mandataris untuk MPRS.
Ilmu Pengetahuan Sosial
259
b. Devaluasi Mata Uang Rupiah
Pada tanggal 24 Agustus 1959, pemerintah mendevaluasi (menurunkan nilai
mata uang) Rp 1.000 dan Rp 500 menjadi Rp 100 dan Rp 50. Pemerintah juga
melakukan pembekuan terhadap semua simpanan di bank-bank yang melebihi
jumlah Rp 25.000. Tujuan kebijakan devaluasi dan pembekuan simpanan ini
adalah untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar demi kepentingan
perbaikan keuangan dan perekonomian negara.
c. Deklarasi Ekonomi
Pada tanggal 28 Maret 1963, Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi
Ekonomi (Dekon) di Jakarta. Dekon merupakan strategi dasar dalam ekonomi
terpimpin. Tujuan utama Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi nasional
yang bersifat demokratis dan bebas dari imperialisme untuk mencapai
kemajuan ekonomi. Mengingat tidak mudah untuk mendapatkan bantuan luar
negeri, maka pemerintah Indonesia menyatakan bahwa ekonomi Indonesia
berpegang pada sistem ekonomi Berdikari (Berdiri di atas kaki sendiri).
Pada bulan September 1963 Presiden Soekarno menunda pelaksanaan Dekon
dengan alasan sedang berkonsentrasi pada konfrontasi dengan Malaysia.
Upaya-upaya perbaikan ekonomi yang dilakukan pemerintah pada masa
Demokrasi Terpimpin tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Kondisi ekonomi memburuk karena anggaran belanja negara setiap
tahunnya terus meningkat tanpa diimbangi dengan pendapatan negara yang
memadai. Salah satu penyebab membengkaknya anggaran belanja tersebut
adalah pembangunan proyek-proyek mercusuar, yang lebih bersifat politis.
Akibatnya, ekonomi semakin terpuruk. Harga barang-barang naik mencapai
200-300% pada tahun 1965 sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan
bahwa pecahan mata uang Rp 1000 (uang lama) diganti dengan Rp 1 (uang
baru). Penggantian uang lama dengan uang baru diikuti dengan pengumuman
kenaikan harga bahan bakar. Hal ini menyebabkan mahasiswa dan masyarakat
turun ke jalan menyuarakan
Tri Tuntutan Rakyat
(Tritura).
3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin
a. Kehidupan Sosial
Dinamika politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin berupa
persaingan antarkekuatan politi yang ada berpengaruh terhadap kehidupan
sosial masyarakat Indonesia waktu itu. Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-
Komunis) yang diciptakan Presiden Soekarno sangat menguntungkan PKI
W
aktu pendidikan kelas khusus ini selama 2 tahun.
260
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
dan membuat kedudukannya di Indonesia semakin kuat. Melalui Nasakom
PKI berupaya agar seluruh aspek kehidupan masyarakat termasuk bidang
sosial, pendidikan dan seni budaya berada di bawah dominasi politiknya.
Kampus dijadikan sebagai sarana politik, mahasiswa yang tidak ikut dalam
rapat umum atau demonstrasi-demonstrasi dianggap sebagai lawan. Media
komunikasi massa seperti surat kabar yang menentang dominasi PKI dicabut
Surat Ijin Terbitnya. Dengan demikian surat kabar dikuasai oleh surat kabar
PKI seperti Harian Rakyat, Bintang Timur, dan Warta Bhakti.
b. Pendidikan
Pada tahun 1950-an, murid-murid sekolah lanjutan tingkat pertama dan
sekolah lanjutan tingkat atas jumlahnya banyak sekali dan sebagian besar
mengharapkan menjadi mahasiswa. Supaya mereka dapat melanjutkan
pendidikan, pemerintah menetapkan kebijakan untuk mendirikan universitas
baru di setiap ibu kota provinsi dan menambah jumlah fakultas di universitas-
universitas yang sudah ada. Untuk memenuhi keinginan umat Islam didirikan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Adapun untuk murid-murid yang
beragama Kristen Protestan dan Katholik didirikan Sekolah Tinggi Theologia
dan seminari-seminari. Selanjutnya, didirikan pula perguruan tinggi-perguruan
tinggi Islam, Kristen dan Katholik, seperti Universitas Islam Indonesia,
Universitas Kristen Indonesia serta Universitas Katholik Atmajaya. Tercatat
pada tahun 1961 telah berdiri sebanyak 181 buah perguruan tinggi.
Pada tahun 1962 sistem pendidikan SMP dan SMA mengalami perubahan.
Dalam kurikulum SMP ditambahkan mata pelajaran Ilmu Administrasi dan
Kesejahteraan Masyarakat, dan di SMA dilakukan penjurusan mulai kelas
II, jurusan dibagi menjadi kelas budaya, sosial, dan ilmu alam. Penjurusan
ini bertujuan untuk mempersiapkan murid-murid SMA untuk memasuki
perguruan tinggi.
Gerakan menabung bagi setiap murid dilakukan pada Bank Tabungan Pos,
kantor pos, kantor pos pembantu. Para penabung diatur oleh Departemen P
dan K bersama dengan Direksi Bank Tabungan Pos. Usaha ini bertujuan untuk
mendidik anak berhemat dan mengumpulkan dana masyarakat. Gerakan
koperasi sekolah juga digiatkan. Murid aktif dalam penyelenggaraan koperasi.
Kepala sekolah dan guru sebagai pengawas dan penasehat koperasi.
Pemerintah masa Demokrasi Terpimpin juga membentuk kelas khusus
untuk menampung lulusan sekolah rakyat yang tidak dapat melanjutkan
pendidikan. Mereka didik dalam kelas khusus ini agar mendapat keterampilan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
261
Pada tahun 1960-an muncul masalah di kalangan pendidik yaitu usaha
PKI untuk menguasai Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hal ini
menyebabkan perpecahan di kalangan guru dan PGRI.
c. Kebudayaan
Dalam bidang seni muncul berbagai lembaga seni yang dibangun oleh
partai politik, seperti Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) milik PKI, Lembaga
Kesenian Nasional milik Partai Nasional Indonesia, Lembaga seni-Budaya
Muslimin Indonesia (Lesbumi) milik Nahdhatul Ulama, dan Himpunan
Budayawan Islam milik Masyumi. Lembaga-lembaga tersebut saling bersaing
dan memperebutkan dominasi sesuai dengan haluan politik partai yang
menaunginya.
Pada masa Demokrasi Terpimpin bidang kesenian tidak luput dari upaya
dominasi PKI. Para seniman dan budayawan yang tidak ingin kebudayaan
nasional didominasi oleh suatu ideologi politik tertentu memproklamasikan
Manifesto Kebudayaan (Manikebu). Manifesto Kebudayaan mendapat
kecaman keras dari Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) yang pro PKI. Presiden
Soekarno ternyata menyepakati kecaman itu, akibatnya tidak sampai satu
tahun usianya, Manikebu dilarang pemerintah.
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-6 orang!
2. Bersama kelompokmu, carilah informasi mengenai perkembangan
bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin!
3. Kamu dapat mencari informasi dari materi yang telah kamu pelajari,
buku-buku bacaan, majalah, surat kabar, internet atau sumber lainnya.
4. Berdasarkan informasi yang kamu peroleh, buat tulisan tentang
perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi
Terpimpin dalam 1-2 halaman!
5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!
262
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
D. Masa Orde Baru (1966 – 1998)
Sumber
:
30
T
ahun
I
ndonesia
M
erdek
a
Gambar 4.17.
Demonstrasi Menuntut
T
r
itur
a
di Jalan-Jalan Utama
Jak
arta.
Gambar di atas menunjukkan salah satu aksi demonstrasi menuntut agar tiga
tuntutan rakyat (Tritura) dipenuhi. Apa hubungan Tritura dengan dimulainya
masa pemerintahan Orde Baru di Indonesia? Bagaimana perkembangan bangsa
Indonesia pada masa Orde Baru Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan
uraian materi berikut ini!
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Suharto di
Indonesia. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah
Sebelas Maret 1966. Masa orde baru berlangsung dari tahun 1966 sampai
tahun 1998. Dalam jangka waktu tersebut, pembangunan nasional berkembang
pesat.
1. Perkembangan Politik
a. Supersemar
Pasca penumpasan G 30 S/PKI, pemerintah ternyata belum sepenuhnya
berhasil melakukan penyelesaian politik terhadap peristiwa tersebut. Hal ini
membuat situasi politik tidak stabil. Kepercayaan masyarakat terhadap Presiden
Soekarno semakin menurun. Pada saat bersamaan, Indonesia menghadapi
situasi ekonomi yang terus memburuk mengakibatkan harga-harga barang
kebutuhan pokok melambung tinggi. Kondisi ini mendorong para pemuda
dan mahasiswa melakukan aksi-aksi demonstrasi menuntut penyelesaian yang
seadil-adilnya terhadap pelaku G 30 S/PKI dan perbaikan ekonomi.
Ilmu Pengetahuan Sosial
263
Pada tanggal 12 Januari 1966 pelajar, mahasiswa, dan masyarakat
mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) Isi Tritura tersebut, yaitu:
1) Bubarkan PKI.
2) Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur Gerakan 30 September.
3) Turunkan harga.
Tuntutan rakyat agar membubarkan PKI ternyata tidak dipenuhi. Untuk
menenangkan rakyat Presiden Soekarno mengadakan perubahan Kabinet
Dwikora menjadi Kabinet 100 Menteri. Perubahan ini belum dapat memuaskan
hati rakyat karena di dalamnya masih terdapat tokoh-tokoh yang terlibat dalam
peristiwa G 30 S/PKI. Pada saat pelantikan Kabinet 100 Menteri pada tgl 24
Februari 1966, para mahasiswa, pelajar dan pemuda memenuhi jalan-jalan
menuju Istana Merdeka. Aksi itu dihadang oleh pasukan Cakrabirawa sehingga
menyebabkan bentrok antara pasukan Cakrabirawa dengan para demonstran
yang menyebabkan gugurnya mahasiswa Universitas Indonesia bernama Arief
Rachman Hakim. Insiden berdarah yang terjadi ternyata menyebabkan krisis
politik semakin memuncak.
Guna memulihkan keamanan negara, pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden
Soekarno mengeluarkan surat perintah kepada Letjen Soeharto untuk
mengambil segala tindakan yang dianggap perlu dalam rangka memulihkan
keamanan dan kewibawaan pemerintah. Surat itu dikenal sebagai Surat
Perintah 11 Maret, atau SP 11 Maret, atau Supersemar. Isi Supersemar adalah
pemberian mandat kepada Letjen. Soeharto selaku Panglima Angkatan Darat
dan Pangkopkamtib untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah.
Keluarnya Supersemar dianggap sebagai tonggak lahirnya Orde Baru.
Dalam rangka memulihkan
keamanan, ketenangan, dan stabilitas
pemerintahan, keesokan harinya setelah
menerima Supersemar Letjen Soeharto
membubarkan dan melarang PKI beserta
ormas-ormas yang bernaung atau
senada dengannya di seluruh Indonesia,
terhitung sejak tanggal 12 Maret 1966.
Letjen. Soeharto juga menyerukan
kepada pelajar dan mahasiswa untuk
kembali ke sekolah. Selanjutnya pada
tanggal 18 Maret 1966, Letjen. Soeharto
menahan 15 orang menteri yang dinilai
terlibat dalam G 30 S/PKI. Setelah
Wawasan
Arief Rahman Hakim,
mahasiswa Universitas
Indonesia yang gugur dalam
aksi demonstrasi tahun 1966
mendapat gelar Pahlawan
Ampera (Amanat Penderitaan
Rakyat) sebab gugur di saat
memperjuangkan amanat
rakyat.
264
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
itu, Letjen Soeharto memperbaharui kabinet dan membersihkan lembaga
legislatif, termasuk MPRS dan DPR-Gotong Royong dari orang-orang yang
dianggap terlibat G30S/PKI.
b. Penataan Stabilitas Politik
Sumber
:
30
T
ahun
I
ndonesia
M
erdek
a
Gambar 4.25.
Pengambilan sumpah dan pelantikan Soeharto sebagai pejabat
P
r
esiden
R
epublik
I
ndonesia
Pada tanggal 12 Maret 1967 Sidang Istimewa MPRS menetapkan Letjen
Soeharto sebagai pejabat presiden. Kemudian pada tanggal 27 Maret 1968,
MPRS mengukuhkannya sebagai presiden penuh. Dengan dikukuhkannya
Letjen Soeharto sebagai presiden, Indonesia memasuki masa kepemimpinan
yang baru, yaitu masa Orde Baru. Setelah memperoleh kekuasaan sepenuhnya,
pemerintah Orde Baru melaksanakan penataan stabilitas politik. Langkah-
langkah yang dilakukan untuk penataan stabilitas politik antara lain adalah
sebagai berikut.
1). Pemulihan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif
Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif kembali dipulihkan dengan
dikeluarkannya sejumlah ketetapan yang menjadi landasan politik luar negeri
Indonesia, di antaranya adalah Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang
Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI Bebas Aktif.
Ilmu Pengetahuan Sosial
265
2). Pemulihan Hubungan dengan Malaysia
Pemulihan hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai dengan diadakannya
perundingan Bangkok pada 29 Mei–1 Juni 1966 yang menghasilkan Perjanjian
Bangkok. Selanjutnya pada tanggal 11 Agustus 1966 ditandatangani
persetujuan pemulihan hubungan Indonesia–Malaysia di Jakarta. Persetujuan
ini ditandatangani oleh Adam Malik dari Indonesia dan Tun Abdul Razak dari
Malaysia.
3). Kembali Menjadi Anggota PBB
Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keputusan untuk kembali menjadi
anggota PBB dikarenakan pemerintah menyadari banyak manfaat yang
diperoleh Indonesia selama menjadi anggota. Kembalinya Indonesia menjadi
anggota disambut baik oleh PBB. Hal ini ditunjukkan dengan dipilihnya Adam
Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
4). Ikut Memprakarsai Pembentukan ASEAN
Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok
pada tanggal 8 Agustus 1967. Tujuan pembentukan ASEAN ini adalah untuk
meningkatkan kerjasama regional khususnya di bidang ekonomi dan budaya.
Tokoh-tokoh yang menandatangani Deklarasi Bangkok adalah Adam Malik
(Menteri Luar Negeri Indonesia), S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri
Singapura), Tun Abdul Razak (Pejabat Perdana Menteri Malaysia), Thanat
Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand), dan Narcisco Ramos (Menteri Luar
Negeri Filipina).
c. Penyederhanaan Partai Politik
Pada masa Orde Baru, pemerintah melakukan penyederhanaan dan
penggabungan (fusi) partai-partai politik menjadi tiga kekuatan sosial politik.
Penggabungan partai-partai politik tersebut tidak didasarkan pada kesamaan
ideologi, tetapi lebih atas persamaan program. Tiga kekuatan sosial politik itu
adalah sebagai berikut.
1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari
NU, Parmusi, PSII, dan Perti.
2) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari PNI,
Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo
3) Golongan Karya (Golkar)
266
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Penyederhanaan partai-partai politik ini didasari oleh alasan–alasan
tertentu, seperti kasus pada masa Demokrasi Parlementer. Banyaknya partai
poitik pada masa itu justru menghambat pembangunan. Penyebabnya bukan
saja karena persaingan antarpartai politik, melainkan juga persaingan di
dalam tubuh partai politik itu sendiri yang dinilai dapat mengganggu stabilitas
politik. Atas dasar itu, pemerintah Orde Baru berpendapat perlu melakukan
penyederhanaan partai sebagai bagian dari pelaksanaan Demokrasi Pancasila.
d. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru, pemerintah berhasil melaksanakan enam kali
pemilihan umum, yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Dalam
setiap Pemilu yang diselenggarakan selama masa pemerintahan Orde Baru,
Golkar selalu memperoleh mayoritas suara dan memenangkan Pemilu. Hal
itu disebabkan oleh pengerahan kekuatan-kekuatan penyokong Orde Baru
untuk mendukung Golkar. Kekuatan-kekuatan penyokong Golkar adalah
aparat pemerintah (pegawai negeri sipil) dan Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI). Dengan dukungan pegawai negeri sipil dan ABRI, Golkar
dengan leluasa menjangkau masyarakat luas di berbagai tempat dan tingkatan.
Dari tingkatan masyarakat atas sampai bawah. Dari kota sampai pelosok desa.
e. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Soeharto mengemukakan gagasan
mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila yang
terkenal dengan nama
Eka Prasetia Pancakarsa
untuk mendukung
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Oleh
karena itu, sejak tahun 1978 pemerintah menyelenggarakan penataran P4 pada
semua lapisan masyarakat. Penataran P4 ini bertujuan membentuk pemahaman
yang sama terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pegawai negeri, baik sipil maupun militer diharuskan mengikuti penataran
P4. Kemudian para pelajar, mulai dari sekolah menengah sampai Perguruan
Tinggi, juga diharuskan mengikuti penataran P4 yang dilakukan pada setiap
awal tahun ajaran baru. Melalui penataran P4 itu, pemerintah menekankan
bahwa masalah suku, agama, ras, dan antargolongan (Sara) merupakan
masalah yang sensitif di Indonesia yang sering menjadi penyebab timbulnya
konflik atau kerusuhan sosial. Oleh karena itu, masyarakat tidak boleh
mempermasalahkan hal-hal yang berkaitan dengan SARA. Dengan demikian
diharapkan persatuan dan kesatuan nasional dapat terpelihara.
Ilmu Pengetahuan Sosial
267
f. Dwi Fungsi ABRI
Dwi Fungsi ABRI maksudnya adalah bahwa ABRI memiliki dua fungsi,
yaitu fungsi sebagai pusat kekuatan militer yang melindungi segenap bangsa
Indonesia, dan fungsi sebagai kekuatan sosial yang secara aktif melaksanakan
kegiatan-kegiatan pembangunan nasional. Dengan peran ganda ini, ABRI
diizinkan untuk memegang jabatan dalam pemerintahan, termasuk walikota,
pemerintah provinsi, duta besar, dan jabatan lainnya. Setelah berakhirnya
masa kepemimpinan Orde Baru, Dwi Fungsi ABRI mulai dihapuskan.
2. Perkembangan Ekonomi
Pada awal masa Orde Baru, program ekonomi pemerintah lebih banyak
tertuju kepada kepada upaya penyelamatan ekonomi nasional terutama
upaya mengatasi inflasi, penyelamatan keuangan negara, dan pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Dalam melaksanakan program ekonomi, pemerintah
menetapkan kebijakan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. Program
tersebut dapat terlaksana dan berhasil menjadikan ekonomi Indonesia
berkembang pesat.
a. Program Jangka Pendek
Program jangka pendek dalam rangka penyelamatan ekonomi nasional
diwujudkan dengan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Pada awal tahun
1966, tingkat inflasi mencapai 650%. Maka, pemerintah tidak dapat
melakukan pembangunan dengan segera, tetapi harus melakukan stabilisasi
dan rehabilitasi ekonomi terlebih dahulu. Stabilisasi yang dimaksud adalah
pengendalian inflasi supaya harga-harga tidak melonjak terus secara cepat.
Rehabilitasi yang dimaksud adalah rehabilitasi fisik terhadap prasarana-
prasarana dan alat-alat produksi yang banyak mengalami kerusakan.
Stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi yang dilakukan membuahkan hasil
yang cukup baik. Tingkat inflasi yang semula mencapai 650% berhasil
ditekan menjadi 120% pada tahun 1967 dan 80% pada 1968. Keadaan
ekonomi Indonesia terus membaik, hingga pada tahun 1969, pemerintah siap
melaksanakan program jangka panjang.
b. Program Jangka Panjang
Program jangka panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru
diwujudkan dengan pelaksanaan rencana pembangunan jangka panjang (25
tahun). Pembangunan jangka panjang dilakukan secara periodik lima tahunan
yang disebut Pelita (
Pembangunan Lima Tahun
).
268
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
1). Pelita I (1 April 1969-1 Maret 1974)
Sasaran yang hendak dicapai adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana,
perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelita
I lebih menitikberatkan pada sektor pertanian. Pelaksanaan Pelita I telah
membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, antara lain produksi beras
telah meningkat dari 11,32 juta ton menjadi 14 juta ton; pertumbuhan ekonomi
dari rata-rata 3% menjadi 6,7% per tahun; pendapatan rata-rata penduduk
(pendapatan per kapita) dari 80 dolar Amerika dapat ditingkatkan menjadi 170
dolar Amerika. Tingkat inflasi dapat ditekan menjadi 47,8% pada akhir Pelita
I (1973/1974).
2). Pelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979)
Sasaran yang hendak dicapai pada masa ini adalah pangan, sandang,
perumahan, sarana dan prasarana, menyejahterakan rakyat, dan memperluas
lapangan kerja. Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-
rata penduduk 7% setahun. Tingkat inflasi berhasil ditekan hingga 9,5%. Pada
sektor pertanian, telah dilakukan perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi
baru.
3). Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984)
Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala
bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan
dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah
kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan
ekonomi yang stabil. Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian
menuju swasembada pangan, serta meningkatkan industri yang mengolah
bahan baku menjadi barang jadi. Produksi beras diperkirakan mencapai 20,6
juta ton pada tahun 1983.
4). Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)
Pelita IV menitikberatkan pada sektor pertanian untuk melanjutkan
usaha menuju swasembada pangan, serta meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri berat maupun industri
ringan. Hasil yang dicapai pada Pelita IV di antaranya adalah swasembada
pangan dengan produksi beras mencapai 25,8 juta ton pada tahun 1984.
Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan
Pertanian Dunia) pada tahun 1985.
Ilmu Pengetahuan Sosial
26
9
5). Pelita V (1 April 1989 - 31 Maret 1994)
Pelita V menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri untuk
menetapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian
lainnya; dan sektor industri khususnya industri yang menghasilkan barang
ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil
pertanian, serta industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri. Pelita
V adalah periode terakhir dari pembangunan jangka panjang tahap pertama.
Lalu, dilanjutkan pembangunan jangka panjang tahap kedua.
6). Pelita VI
Pelita VI merupakan awal pembangunan jangka panjang tahap kedua.
Pelita VI lebih menitikberatkan pada sektor ekonomi, industri, pertanian,
serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya. Direncanakan, Pelita VI dilaksanakan mulai tanggal 1 April
1994 dan berakhir pada tanggal 31 Maret 1999. Namun, pada tahun 1997
Indonesia dilanda krisis keuangan yang berlanjut menjadi krisis ekonomi dan
akhirnya menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah. Akibatnya, Pelita
VI tidak dapat dilanjutkan sesuai dengan yang direncanakan.
3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru
a. Kehidupan Sosial
Pada masa Orde Baru, pemerintah berhasil mewujudkan stabilitas politik
dan menciptakan suasana aman bagi masyarakat Indonesia. Perkembangan
ekonomi juga berjalan dengan baik dan hasilnya dapat terlihat secara nyata.
Dua hal ini menjadi faktor pendorong keberhasilan pemerintah Orde Baru
dalam melaksanakan perbaikan kesejahteraan rakyat. Keberhasilan tersebut
dapat dilihat dari penurunan angka kemiskinan, penurunan angka kematian
bayi, dan peningkatan partisipasi pendidikan dasar. Program-program untuk
perbaikan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan pada masa Orde Baru
antara lain adalah sebagai berikut.
1). Transmigrasi
Transmigrasi adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia
untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk ke
daerah lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemindahan
tersebut dilakukan untuk meratakan persebaran penduduk Indonesia yang
sejak zaman dahulu banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pada masa Orde
Baru program transmigrasi gencar dilaksanakan. Daerah-daerah yang menjadi
tujuan transmigrasi antara lain adalah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan
Papua.
jenis
-
jenis lapangan kerja yang diperlukan oleh pembangunan nasional.
270
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
2). Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah yang dirancang
untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Pada masa
Orde Baru, program KB dilaksanakan untuk pengendalian pertumbuhan
penduduk. Pengendalian penduduk dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas rakyat Indonesia dan peningkatan kesejahteraannya. Melalui program
KB pertumbuhan penduduk di Indonesia berhasil ditekan, pada tahun 1967
pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 2,6% dan pada tahun 1996 telah
menurun drastis menjadi 1,6%.
Keberhasilan Indonesia dalam pengendalian jumlah penduduk dipuji oleh
UNICEF, karena dinilai berhasil menekan tingkat kematian bayi dan telah
melakukan berbagai upaya lainnya dalam rangka mensejahterakan kehidupan
anak-anak di tanah air. UNICEF mengemukakan bahwa tindakan yang telah
dilakukan pemerintah Indonesia itu hendaknya dijadikan contoh bagi negara-
negara lain yang tingkat kematian bayi masih tinggi.
3). Puskesmas dan Posyandu
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) merupakan dua fasilitias kesehatan yang didirikan oleh
pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas
mulai dibangun sejak ditetapkannya konsep Puskesmas dalam Rapat Kerja
Kesehatan Nasional pada tahun 1968. Pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif) yang
meliputi pelayanan: pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif),
peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
Adapun Posyandu mulai didirikan pada tahun 1984. Pelayanan kesehatan yang
diberikan Posyandu antara lain adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KB,
Gizi, Penanggulangan Diare dan Imunisasi. Puskesmas dan Posyandu yang
dikembangkan sejak masa Orde Baru telah berhasil meningkatkan kesehatan
masyarakat.
b. Pendidikan
Pokok-pokok penting kebijakan pada bidang pendidikan di masa Orde
Baru di antaranya diarahkan untuk menciptakan kesempatan belajar yang
lebih luas dan diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan
tinggi diarahkan pada sasaran pembinaan mahasiswa yang mampu menjawab
tantangan modernisasi. Oleh karena itu, dikembangkanlah sistem pendidikan
yang berhubungan dengan pengembangan kesempatan dan kualifikasi bagi
Ilmu Pengetahuan Sosial
271
Pada masa Orde Baru, dimunculkan sebuah konsepsi pendidikan yang
dikenal dengan sekolah pembangunan. Konsepsi ini diajukan oleh Mashuri
S.H selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayan (P & K). Dalam konsepsi
sekolah pembangunan, para siswa dikenalkan kepada jenis-jenis dan lapangan
serta lingkungan kerja. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melihat
kemungkinan untuk memberikan jasa melalui karyanya. Anak-anak didik
tidak hanya diberi pelajaran teori, tetapi juga diperkenalkan kepada sejumlah
pekerjaan yang kira-kira dapat mereka lakukan. Dengan cara itu, mereka akan
dapat menyalurkan bakatnya masing-masing sekaligus dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan kerja yang akan mereka hadapi. Dalam rangka
memberikan kesempatan belajar yang lebih luas, pemerintah Orde Baru
melaksanakan program-program berikut.
1) Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Adanya Instruksi Presiden
ini membuat jumlah sekolah dasar meningkat pesat. Tercatat pada periode
1993/1994 hampir 150.000 unit SD Inpres telah dibangun.
2) Program Pemberantasan Buta Huruf yang dimulai pada tanggal 16 Agustus
1978
3) Program Wajib Belajar yang dimulai pada tanggal 2 Mei 1984
4) Program Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA).
c. Kebudayaan
Pada masa Orde baru, usaha peningkatan dan pengembangan seni dan
budaya diarahkan kepada upaya memperkuat kepribadian, kebanggaan, dan
kesatuan nasional. Oleh karena itu, dilakukan pembinaan dan pengembangan
seni secara luas melalui sekolah seni, kursus seni, organisasi seni dan wadah-
wadah kegiatan seni lainnya. Selain itu, dilakukan pula upaya penyelamatan,
pemeliharaan, dan penelitian warisan sejarah budaya nasional. Upaya ini
diwujudkan dengan menginventarisasi peninggalan purbakala yang meliputi
1165 situs purbakala dan rehabilitasi serta perluasan museum.
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-6 orang!
2. Bersama kelompokmu, carilah informasi mengenai perkembangan
bangsa Indonesia pada masa Orde Baru!
3. Kamu dapat mencari informasi dari materi yang telah kamu pelajari,
buku-buku bacaan, majalah, surat kabar, internet atau sumber lainnya.
4. Berdasarkan informasi yang kamu peroleh, buat tulisan tentang
perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru dalam
1-2 halaman!
5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!
yang
justru
menjadi
penyumbang
terbesar
devisa
negara
seperti
di
Riau,
272
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
E. Masa Reformasi (1998-Sekarang)
Sumber
:
Gambar 4.18.
Mahasiswa Menduduki Gedung
MPR RI
Ketika
Menuntut
R
ef
or
masi di
I
ndonesia.
Gambar di atas menunjukkan salah satu aksi mahasiswa menuntut
reformasi di Indonesia. Apa yang menyebabkan rakyat Indonesia menghedaki
dilaksanakannya reformasi dalam kehidupan bernegara? Bagaimana
perkembangan bangsa Indonesia pada masa reformasi. Untuk mengetahui
jawabannya, perhatikan uraian materi berikut ini!
Masa reformasi di Indonesia adalah masa setelah berakhirnya pemerintahan
Orde Baru. Masa reformasi dimulai pada tanggal 21 Mei 1988 saat Presiden
Soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh Wakil Presiden B.J. Habibie.
Masa reformasi terus berlanjut hingga saat ini.
1. Lahirnya Gerakan Reformasi
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik
secara konstitusional. Munculnya keinginan untuk melakukan perubahan
itu muncul disebabkan oleh dampak negatif dari kebijakan-kebijakan yang
dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru.
Pada masa Orde Baru pemerintah berhasil mewujudkan kemajuan
pembangunan yang pesat. Namun kemajuan pembangunan itu ternyata tidak
merata. Hal ini tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah
Ilmu Pengetahuan Sosial
273
Kalimantan Timur dan Papua. Dalam bidang ekonomi, Pemerintah Orde Baru
berhasil meningkatkan pendapatan perkapita Indonesia ke tingkat US$ 600
pada tahun 1980-an, kemudian meningkat lagi sampai US$ 1300 pada tahun
1990-an. Namun kebijakan pemerintah Orde Baru yang terlalu memfokuskan
pertumbuhan ekonomi ternyata menjadi pemicu terbentuknya mentalitas dan
budaya korupsi di kalangan para pejabat di Indonesia. Selain itu, pelaksanaan
kebijakan politik yang cenderung otoriter dan sentralistik tidak memberikan
ruang demokrasi dan kebebasan rakyat untuk berpartisipasi penuh dalam proses
pembangunan. Dampak-dampak negatif inilah yang kemudian mendorong
munculnya keinginan rakyat Indonesia untuk melakukan perubahan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Gerakan Reformasi diawali dengan krisis moneter yang melanda Thailand
pada awal Juli 1997. Krisis moneter ini mengguncang nilai tukar mata uang
negara-negara di Asia, seperti Malaysia, Filipina, Korea dan Indonesia. Rupiah
yang berada pada posisi nilai tukar Rp.2.500/US$ menjadi sekitar Rp.17.000/
US$ pada bulan Januari 1998. Kondisi ini berdampak pada jatuhnya bursa
saham Jakarta, bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang
menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-
besaran. dan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok yang tidak
terkendali. Keadaan kemudian diperparah dengan terkuaknya praktik korupsi,
kolusi, nepotisme (KKN) di kalangan para pejabat pemerintah.
Demonstrasi-demonstrasi mahasiswa berskala besar terjadi di seluruh
Indonesia. Tuntutan mahasiswa dalam aksi-aksinya adalah penurunan harga
sembako (sembilan bahan pokok), penghapusan monopoli, kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN) serta menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya.
Pada tanggal 12 Mei 1998 empat orang mahasiswa tewas tertembak peluru
aparat keamanan saat demonstrasi menuntut Presiden Soeharto mundur.
Penembakan ini menyulut demonstrasi yang lebih besar. Pada tanggal 13 Mei
1998 terjadi kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan di Jakarta dan Solo.
Tanggal 14 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa semakin meluas. Para demonstran
mulai menduduki gedung-gedung pemerintah di pusat dan daerah. Di Jakarta,
ribuan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR. Mereka berupaya menemui
pimpinan MPR/DPR agar mengambil sikap yang tegas. Selanjutnya, tanggal
18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto turun
dari jabatannya. Akhirnya Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto
menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden dan menyerahkan jabatan
presiden kepada wakilnya B.J. Habibie. Peristiwa pengunduran diri Presiden
Soeharto ini menandai berakhirnya masa pemerintahan Orde Baru selama 32
tahun dan dimulainya masa Reformasi.
274
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
2. Perkembangan Politik
a. Sidang Istimewa MPR 1998
Pada tanggal 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa
untuk menentapkan langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi
di segala bidang. Dalam Sidang Istimewa MPR 1998 terjadi perombakan
besar-besaran terhadap sistem hukum dan perundang-undangan. Sidang ini
menghasilkan 12 ketetapan MPR yang diantaranya memperlihatkan adanya
upaya mengakomodasi tuntutan reformasi. Ketetapan-ketetapan itu antara lain
adalah sebagai berikut.
1) Ketetapan MPR No.VIII Tahun 1998, yang memungkinkan UUD 1945
diamandemen.
2) Ketetapan MPR No.XII Tahun 1998, mengenai pencabutan Ketetapan
MPR No. IV Tahun 1993 tentang Pemberian Tugas dan Wewenang
Khusus kepada Presiden/Mandataris MPR dalam rangka Menyukseskan
Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila.
3) Ketetapan MPR No. XVIII Tahun 1998, mengenai Pencabutan Ketetapan
MPR No. II Tahun 1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa).
4) Ketetapan MPR No. XIII Tahun 1998, tentang Pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden Maksimal Dua Periode.
5) Ketetapan MPR No. XV Tahun 1988, tentang Penyelenggaraan Otonomi
Daerah, Pengaturan Pembangunan dan Pemanfaatan Sumber Daya
Nasional yang berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6) Ketetapan MPR No XI Tahun 1998, tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari KKN.
b. Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi
daerah pada masa reformasi dilaksanakan secara lebih demokratis dari masa
sebelumnya. Pembagian hasil eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam
antara pemerintah pusat dan daerah juga disesuaikan dengan kebutuhan
daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Penerapan
otonomi daerah tersebut diiringi dengan perubahan sistem pemilu berupa
penyelenggaraan pemilu langsung untuk mengangkat kepala dareah mulai dari
gubernur hingga bupati dan walikota. Dengan pelaksanaan otonomi daerah ini
diharapkan dapat meminimalkan ancaman disintegrasi bangsa.
Ilmu Pengetahuan Sosial
275
c. Pencabutan Pembatasan Partai Politik
Kebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan pencabutan
pembatasan partai politik. Dengan adanya kebebasan untuk mendirikan
partai politik, pada pertengahan bulan Oktober 1998 sudah tercatat sebanyak
80 partai politik dibentuk. Menjelang Pemilihan Umum tahun 1999, partai
politik yang terdaftar mencapai 141 partai. Setelah diverifikasi oleh Komisi
Pemilihan Umum sebanyak 48 partai saja yang berhak mengikuti Pemilihan
Umum. Dalam hal kebebasan berpolitik, pemerintah juga telah mencabut
larangan mengeluarkan pendapat, berserikat, dan mengadakan rapat umum.
d. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
Pada masa reformasi Dwi Fungsi ABRI dihapuskan secara bertahap
sehingga ABRI berkonsentrasi pada fungsi pertahanan dan keamanan.
Kedudukan ABRI dalam MPR jumlahnya sudah dikurangi dari 75 orang
menjadi 38 orang. ABRI yang semula terdiri atas empat angkatan yang
termasuk Polri, mulai tanggal 5 Mei 1999, Polri memisahkan diri menjadi
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Istilah ABRI berubah menjadi Tentara
Nasional Indonesia (TNI).
e. Penyelenggaraan Pemilu
Sejak dimulainya masa reformasi hingga tahun 2015, pemerintah telah
melaksanakan empat kali pemilihan umam, yaitu pemilu tahun 1999, 2004,
2009, dan 2014. Berbeda dengan pemilu-pemilu pada masa Orde Baru yang
hanya diikuti oleh tiga partai politik, pemilu pada masa reformasi diikuti oleh
banyak partai politik. Meskipun diikuti oleh banyak partai politik, pemilu
pada masa reformasi berlangsung aman dan tertib.
Pemilu tahun 2004, adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat
untuk memilih presiden secara langsung. Cara pelaksanaannya benar-benar
berbeda dari pemilu sebelumnya. Pemilu tahun 2004 dilaksanakan minimal
dua tahap dan maksimal tiga tahap. Tahap pertama adalah pemilu legislatif
untuk memilih partai politik dan anggotanya yang dicalonkan menjadi anggota
DPR, DPRD, dan DPD. Tahap kedua adalah pemilu presiden putaran pertama.
Pada tahap ini, pasangan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh
rakyat. Tahap ketiga adalah pemilu presiden tahap kedua. Pemilu presiden
putaran kedua adalah tahap terakhir yang hanya dilaksanakan apabila pada
tahap kedua belum ada pasangan calon presiden yang mendapatkan 50% suara
pada pemilihan presiden putaran pertama. Cara pelaksanaan pemilu tahun
2004 masih digunakan pada pemilu tahun 2009 dan tahun 2014.
276
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Renungkan
Bergulirnya gerakan reformasi menyadarkan bangsa Indonesia
mengenai demokrasi dan menghargai kedaulatan rakyat. Sebuah
pemerintahan yang menghormati aspirasi rakyat akan mendapat
dukungan rakyat. Sebaliknya, perilaku para pemimpin yang tidak
menghargai kedaulatan rakyat dan nilai-nilai demokrasi akan
menyebabkan rakyat tidak percaya kepada para pemimpin.
3. Perkembangan Ekonomi
Pada masa reformasi Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi.
Upaya-upaya untuk pemulihan ekonomi terus dilakukan pada beberapa
periode kepemimpinan masa reformasi.
a. Pemerintahan Presiden B.J. Habibie
Pada masa pemerintahan B.J Habibie ditetapkan kebijakan pokok di bidang
ekonomi, yaitu penanggulangan krisis ekonomi dengan sasaran terkendalinya
nilai rupiah dan tersedianya kebutuhan bahan pokok dan obat-obatan
dengan harga terjangkau serta berputarnya roda perekonomian nasional, dan
pelaksanaan reformasi ekonomi. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut
dilakukan langkah-langkah berikut.
1). Menjalin kerja sama dengan
International Moneter Fund
-IMF (Dana
Moneter Internasional) untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi.
2). Menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi
perekonomian.
3). Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah.
4). Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah
Rp10.000,00.
5). Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar
negeri.
Upaya-upaya menyelesaikan krisis keuangan dan perbaikan ekonomi yang
dilakukan berhasil menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, yaitu
Rp 6.700 per dolar Amerika pada bulan Juni 1999. Namun rupiah kembali
melemah mencapai Rp 8.000 per dolar Amerika pada akhir masa jabatan
Habibie.
Ilmu Pengetahuan Sosial
277
b. Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
Pada masa ini, kondisi ekonomi Indonesia mulai menunjukkan adanya
perbaikan dan kondisi keuangan sudah mulai stabil. Namun,keadaan kembali
merosot. Pada bulan April 2001, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
melemah hingga mencapai Rp12.000,00. Melemahnya nilai tukar rupiah
tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian nasional dan menghambat
usaha pemulihan ekonomi.
c. Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
Pada masa ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berhasil distabilkan
dan berdampak pada terkendalinya harga-harga barang. Selain itu tingkat inflasi
rendah dan cadangan devisa negara stabil. Namun, pertumbuhan ekonomi
masih tergolong rendah yang disebabkan kurang menariknya perekonomian
Indonesia bagi investor dan karena tingginya suku bunga deposito. Adapun
kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan ekonomi
antara lain sebagai berikut.
1). Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 miliar.
2). Mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
3). Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
d. Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono
Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik pada
masa kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Hal ini terlihat
dari rata-rata pertumbuhan ekonomi yang berkisar pada 5% sampai 6% per
tahun serta kemampuan ekonomi Indonesia yang bertahan dari pengaruh
krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa sepanjang tahun 2008
hingga 2009. Dalam menyelenggarakan perekonomian negara, pemerintah
menerapkan beberapa kebijakan antara lain sebagai berikut.
1). Mengurangi Subsidi Bahan Bakar Minyak
Melonjaknya harga minyak dunia menimbulkan kekhawatiran akan
membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Oleh
karena itu, ditetapkanlah kebijakan pengurangan subsidi BBM agar tidak
membebani APBN. Anggaran subsidi BBM kemudian dialihkan ke subsidi
sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan pengurangan subsidi
BBM berakibat pada kenaikan harga BBM.
278
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
2). Pemberian Bantuan Langsung Tunai Program BLT diselenggarakan
sebagai respons kenaikan BBM. Program ini bertujuan untuk membantu
masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan
mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat
kesulitan ekonomi.
3). Pengurangan Utang Luar Negeri
Dalam rangka mengurangi utang luar negeri, pada tahan 2006, pemerintah
Indonesia melunasi sisa utang ke IMF sebesar 3,1 miliar dolar Amerika.
Dengan pelunasan utang ini, Indonesia sudah tidak lagi berkewajiban
mengikuti syarat-syarat IMF yang dapat memengaruhi kebijakan ekonomi
nasional.
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!
2. Diskusikanlah dengan kelompokmu!
• Bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia sejak
reformasi hingga sekarang ini?
3. Tuliskan hasil diskusi pada kolom di bawah ini!
4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!
4. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Reformasi
a. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa awal reformasi sempat
diwarnai dengan terjadinya berbagai konflik sosial yang bersifat etnis di
tengah-tengah masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat
yang kacau akibat lemahnya hukum dan kondisi ekonomi negara yang tidak
kunjung membaik mengakibatkan sering terjadi gesekan-gesekan dalam
masyarakat. Namun, seiring dengan keberhasilan pemerintah era reformasi
dalam mengatasi masalah-masalah yang tengah dihadapi, kehidupan sosial
masyarakat Indonesia berangsur-angsur kembali kondusif.
Ilmu Pengetahuan Sosial
279
Pada masa reformasi masyarakat lebih bebas menyuarakan berbagai
aspirasinya. Hal ini didukung dengan adanya reformasi di bidang komunikasi.
Media massa seperti surat kabar, majalah dan lainnya dapat menyalurkan
aspirasi dan gagasan secara bebas. Dicabutnya ketetapan untuk meminta Surat
Izin Terbit (SIT) bagi media massa cetak, sehingga media massa cetak tidak
lagi khawatir
dibredel
melalui mekanisme pencabutan Surat Izin Terbit.
b. Pendidikan
Pemerintah pada masa Reformasi menjalankan amanat UUD 1945
dengan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Selain itu, pemerintah juga
memberikan ruang yang cukup luas bagi perumusan kebijakan-kebijakan
pendidikan baru yang bersifat reformatif dan revolusioner. Hal ini dapat dilihat
dari ditetapkannya UU No 22 Tahun 1999 yang mengubah sistem pendidikan
Indonesia menjadi sektor pembangunan yang didesentralisasikan, dan UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggantikan UU No 2
Tahun 1989. yang mendefenisikan ulang pengertian pendidikan.
Sesuai dengan agenda reformasi bidang pendidikan, terutama masalah
kurikulum yang harus ditinjau paling sedikit lima tahunan, Pemerintah pada
masa Reformasi melakukan beberapa kali perubahan kurikulum. Kurikulum
tersebut adalah sebagai berikut.
1). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Pada pelaksanaan kurikulum ini, siswa dituntut untuk aktif untuk
memperoleh informasi. Guru bertugas sebagai fasilitator untuk memperoleh
informasi. KBK berupaya untuk menekankan pada ketercapaian kompetensi
siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar
dan keberagaman.
2). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Secara umum, KTSP tidak jauh berbeda dengan KBK, namun perbedaan
yang menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu
mengacu pada desentralisasi sistem pendidikan. Pemerintah pusat menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal
ini guru, dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan
penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya.
3). Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menekankan pada kompetensi berbasis sikap,
keterampilan, dan pengetahuan, serta menekankan pada keaktifan siswa untuk
mendapatkan pengalaman personal melalui observasi (pengamatan), bertanya,
menalar, menyimpulkan, dan mengomunikasikan informasi dalam kegiatan
pembelajaran.
280
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
c. Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan dilakukan upaya pelestarian budaya dengan
mendaftarkan warisan budaya Indonesia ke
United Nations Educational,
Scientific, and Cultural Oganization
(UNESCO) atau Organisasi Pendidikan,
Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Upaya ini dilakukan
untuk menghindari klaim negara lain terhadap warisan budaya Indonesia.
Beberapa warisan budaya Indonesia yang telah mendapat pengakuan
internasional melalui UNESCO dapat kamu lihat pada tabel berikut.
T
abel
.
4.15.
Warisan Budaya
I
ndonesia
Warisan Cagar
Budaya
Kompleks Candi Borobudur
Diakui tahun 1991
Kompeks Candi Prambanan
Diakui tahun 1991
Situs Prasejarah sangiran
Diakui tahun 1996
Warisan Karya
Budaya Tak Benda
Wayang
Diakui tahun 2003
Keris
Diakui tahun 2005
Batik
Diakui tahun 2009
Angklung
Diakui tahun 2010
Tari Saman
Diakui tahun 2011
Noken
Diakui tahun 2012
Selain warisan budaya yang sudah diakui di atas, masih banyak warisan
budaya Indonesia yang sedang dalam proses pendaftaran di UNESCO,
diantaranya adalah Tenun Ikat dari Sumba, Rencong dari Aceh, Tari Tor-tor
dari Sumatra Utara, Gordang Sembirang dari Sumatra Utara, Songket dari
Palembang, Ondel-Ondel dari DKI Jakarta, Reog dari Ponorogo, Sasirangan
dari Kalimantan Selatan dan warisan-warisan budaya lainnya.
Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-6 orang!
2. Bersama kelompokmu, carilah informasi mengenai perkembangan
bangsa Indonesia pada masa reformasi!
3. Kamu dapat mencari informasi dari materi yang telah kamu pelajari,
buku-buku bacaan, majalah, surat kabar, internet atau sumber lainnya.
4. Berdasarkan informasi yang kamu peroleh, buat tulisan tentang
perkembangan masyarakat Indonesia pada masa reformasi dalam 1-2
halaman!
5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!
6. Setelah dipresentasikan, kumpulkan hasil presentasi kepada guru
untuk penilaian!
Ilmu Pengetahuan Sosial
281
Rangkuman
• Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui cara
diplomasi dan pertempuran. Diplomasi yang dilakukan Indonesia dengan
Belanda di antaranya adalah Perundingan Linggarjati, Perundingan
Renville, Perundingan Roem-Royen, dan Konferensi Meja Bundar.
• Pertempuran-pertempuran yang terjadi untuk mempetahankan
kemerdekaan di antaranya adalah Pertempuran Surabaya, Pertempuran
Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, dan
Pertempuran Margarana.
• Indonesia memperoleh kedaulatan setelah penandatanganan Konferensi
Meja Bundar yang diselenggarakan di Den Haag, Belanda. Pada tanggal
27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada
RIS. Bentuk negara serikat yang disepakati pada Konferensi Meja Bundar
ternyata tidak sesuai dengan cita-cita bangsa. Pada tanggal 19 Mei 1950
diadakan konferensi yang dihadiri oleh wakil-wakil RIS dan RI dengan
keputusan inti kembali mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Peristiwa politik yang terjadi pada masa Demokrasi Parlementer antara
lain adalah tujuh kali pergantian kabinet, penyelenggaraan Pemilu pertama,
Dekrit Presiden 5 Juli 1959, penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika, dan
gangguan kemanan seperti, pemberontakan DI/TII, pemberontakan APRA,
pemberontakan Andi Aziz, pemberontakan RMS, dan pemberontakan
PRRI/Permesta.
• Kebijakan ekonomi yang dilaksanakan pada masa Demokrasi Parlementer
di antaranya adalah Gunting Syafruddin, sistem ekonomi gerakan banteng,
nasionalisasi perusahaan asing, Finansial Ekonomi (Finek), dan Rencana
Pembangunan Lima Tahun (RPLT). Kebijakan ekonomi yang dilaksanakan
pada masa Demokrasi Terpimpin adalah Devaluasi Mata Uang Rupiah,
dan mengeluarkan Deklarasi Ekonomi.
• Kebijakan ekonomi yang dilaksanakan pada masa Orde Baru meliputi
program jangka pendek dan program jangka panjang. Program jangka
pendek diwujudkan dengan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Adapun
program jangka panjang diwujudkan dengan pembangunan jangka panjang
dilakukan secara periodik lima tahunan.
282
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
• Peristiwa politik yang terjadi pada masa Rerformasi di antaranya adalah
dilaksanakannya reformasi di bidang politik yang meliputi reformasi di
bidang ideologi negara dan konstitusi, Pemberdayaan DPR, MPR, DPRD,
Reformasi lembaga kepresidenan dan kabinet dan penghapusan Dwifungsi
ABRI secara bertahap. Upaya penanggulangan krisis ekonomi yang terjadi
pada tahun 1997 dilakukan secara bertahap dan mulai menunjukkan
hasilnya beberapa tahun kemudian.
• Pada era reformasi, amanat UUD 1945 dalam bidang pendidikan mulai
dilaksanakan dengan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20%.
Ilmu Pengetahuan Sosial
283
Uji Kompetensi
A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Peristiwa Rengasdengklok memberikan manfaat, yaitu ...
a. proklamasi kemerdekaan seizin Jepang
b. Soekarno-Hatta menjadi aman
c. dibuatnya naskah proklamasi kemerdekaan
d. disepakatinya pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
2. Setelah memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia harus berhadapan
dengan ... .
a. Jepang dan Inggris
b. Jepang, Belanda, dan Sekutu
c. Jepang dan Belanda
d. Jepang, Prancis, dan Belanda
3. Kedatangan pasukan Sekutu pada akhirnya disambut dengan perlawanan
oleh rakyat Indonesia karena....
a. membantu pasukan Jepang
b. mengubah pemerintahan RI
c. membawa pasukan NICA
d. melucuti tentara Jepang
4. Pada tanggal 23 Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum di Bandung
yang isinya...
a. agar rakyat Bandung membantu Sekutu melucuti senjata tentara
Jepang
b. agar rakyat Bandung yang memiliki senjata menyerahkan diri kepada
Belanda
c. agar TRI mengosongkan kota Bandung
d. agar rakyat membakar kota Bandung
5. Penyebab pertempuran 10 November 1945 di Surabaya adalah ....
a. adanya bentrokan antara pejuang Surabaya dengan pasukan Belanda
b. Inggris terang-terangan membantu NICA
c. Belanda melakukan provokasi terhadap pejuang Surabaya
d. tewasnya Brigjen. A. W. S. Mallaby
FKG IPS Nasional.Doc
284
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
6. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
a) Belanda mengakui
secara de facto
Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura. Belanda sudah
harus meninggalkan daerah
de facto
paling lambat tanggal 1 Januari
1949.
b) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk
Republik Indonesia Serikat (RIS), salah satu bagiannya adalah
Republik Indonesia.
c) RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang
diketuai oleh Ratu Belanda.
Pernyataan di atas merupakan hasil perundingan...
a. Linggarjati
b. Renville
c. Roem-Royen
d. Konferensi Meja Bundar
7. Penyerahan kedaulatan Indonesia dilaksanakan setelah berlangsung . . . .
a. Perundingan Linggarjati
b. Perundingan Renville
c. Perundingan Roem-Royen
d. Konferensi Meja Bundar
8. Usaha Belanda untuk menguasai kembali wilayah Indonesia dengan cara
memecah belah kedaulatan RI ialah ....
a. membentuk KNIL
b. menerapkan blokade ekonomi
c. melakukan Agresi Militer
d. membentuk negara-negara boneka
9. Pada masa demokrasi parlementer, pembangunan nasional tidak dapat
dilaksanakan sebab...
a. adanya tuntutan dari kalangan ABRI untuk mengganti presiden
b. para pemimpin partai saling berebut kekuasaan untuk kepentingan
partainya
c. timbulnya demonstrasi-demonstrasi di berbagai daerah
d. adanya kesenjangan sosial di kalangan masyarakat
Ilmu Pengetahuan Sosial
285
10. Perhatikan kabinet-kabinet berikut!
(a) Kabinet Natsir
(b) Kabinet Sultan Hamengku Buwono IX
(c) Kabinet Sukiman
(d) Kabinet Burhanudin Harahap
(e) Kabinet Dwikora
(f) Kabinet Pembangunan
Beberapa kabinet yang terbentuk pada masa demokrasi parlementer
adalah ....
a. Kabinet (a),(c), dan (d)
b. Kabinet (a), (b), dan (e)
c. Kabinet (c), (d), dan (e)
d. Kabinet (d), (e), dan (f)
B. Esai
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Pada masa kemerdekaan, masa demokrasi parlementer, dan masa
demokrasi terpimpin keadaan ekonomi Indonesia cenderung memburuk.
Menurut pendapatmu, apa saja yang menyebabkan buruknya perekonomian
Indonesia waktu itu? Jelaskan!
2. Pada pemerintahan Orde Baru, perekonomian Indonesia mengalami
kemajuan yang cukup pesat. Apa saja hal-hal yang mendukung kemajuan
tersebut? Jelaskan!
3. Pada tahun 1998, keadaan ekonomi Indonesia kembali memburuk.
Jelaskan hal-hal yang menyebabkan keadaan tersebut!
4. Bagaimanakah perkembangan kehidupan sosial masyarakat Indonesia
dalam bidang pendidikan dan kesejateraan masyarakat sejak masa
kemerdekaan hingga reformasi?
5. Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah pada masa
Orde Baru dan masa Reformasi untuk melestarikan kekayaan budaya
Indonesia?
286
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
DAFTAR
PUS
T
AK
A
Alma, Buchori. (2007).Kewirausahaan. Bandung : Alfabet
Bambang TH dan Rukidi, 2009. IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX. Jakarta.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Bintarto (1989). Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Ensiklopedi Geografi Seri Indonesia (1996). Afrika. Jakarta: PT Intermasa
Ensiklopedi Geografi Seri Indonesia (1996). Amerika. Jakarta: PT Intermasa
Ensiklopedi Geografi Seri Indonesia (1996). Asia. Jakarta: PT Intermasa
Ensiklopedi Geografi Seri Indonesia (1996). Australia. Jakarta: PT Intermasa
Ensiklopedi Geografi Seri Indonesia (1996). Eropa. Jakarta: PT Intermasa
Ginanjar Kartasasmita, dkk. 1981. 30 Tahun Indonesia Merdeka, cetakan
Kelima. Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset.
Giri, C., Ochieng, E., Tieszen, L. L., Zhu, Z., Singh, A., Loveland, T., . . .
Duke, N. (2011). Status and Distribution of Mangrove Forests of the
World Using Earth Observation Satellite Data. Global Ecology and
Biogeography, 20(1), 154-159. Gramedia Group.
Hatta, Mohammad. 1982. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta:
Tintamas.
Horton, Paul dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi. Jakarta : Erlangga
Huki, Wila. 1982. Pengantar Sosiologi. Surabaya : Usaha Nasional.
Kardiman, Dkk.(2006). Ekonomi Dunia Keseharian Kita. Bogor :Yudistira
Kartono, Kartini. 1992. Patologi Sosial dan Kenakalan Remaja. Jakarta:
Rajawali
Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
FKG IPS Nasional.Doc
Ilmu Pengetahuan Sosial
287
Koentjaraningrat. 2011. Pengantar Ilmu Anthropologi I. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Lilis Yuliati dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial : Untuk SMP/MTs Kelas
IX. Jakarta. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Rajagrafindo
Persada
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. (1992). Sejarah
Nasional Indonesia VI, Jakarta: Balai Pustaka.
Marzali, A. (2007). Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta:
Kencana.
Nurhadi dkk. 2009. Jelajah Cakrawala Sosial 3 : Ilmu Pengetahuan Sosial;
Untuk Kelas XI.
Jakarta : Pers Persada.
Population Reference Bureau (2005). Worl Population Data Sheet.
2005-world-population-data-sheet_eng.pdf
Population Reference Bureau (2015). Worl Population Data Sheet.
2015-world-population-data-sheet_eng.pdf
Ranjabar, Jacobus. 2008. Perubahan Sosial dalam Teori Makro (Pendekatan
Realitas Sosial). Bandung : Alvabeta cv
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rodrigue, Jean-Paul (2013). Spatial Interactions and the Gravity Model
(Third Edition). New York: Routledge
Rosyidi, Suherman.(2004). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta : Raja
Grafindo
Setiadi, Elly M.dkk. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada
Media
Sh. Musthofa, Suryandari, Tutik Mulyati. 2009. Sejarah untuk SMA/MA
Kelas XII Program IPA. Jakarta . Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
http://4.bp.b
logspot.com/,
diunduh 14 November 2015
288
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Skousen, Mark.(2005). Sejarah Pemikiran Ekonomi Sang Maestro Teori-
Teori ekonomi Modern. Jakarta :Prenada Media.
Soekanto, Soerjono. 1999. Kamus Sosiologi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali
Persada.
Soekanto, Soerjono. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
Rajagrafindo
Stiglitz, Joseph E. 2006. Making Globalization Work. Newyork London
Sugandi, Dede, Asep Mulyadi, Iwan Setiawan, Nanin Trianawati, Lili
Somantri, Tarunasena Ma’mur (2015). Atlas Indonesia dan Dunia.
Kerjasama Dept. Pendidikan Geografi UPI dan PT. Pameterindo
Edukatama Aneka
Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi, edisi revisi. Jakarta: Fakultas
Ekonomi
Supriadi, Dedi. (2001). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK.
Bandung : Alfabeta
Tim Redaksi. 2005. Ensiklopedi Umum untuk Pelajar. Jakarta. Ichtiar Baru
Van Hoeve Universitas Indonesia.
Sumber Internet :
https://ha2es.files.wordpress.com/2012/05/mondialisation.jpg,
diunduh 4
Maret 2015
http://www.soekarno_indonesia.blogspot.com, diunduh 5 Maret 2015
http://www.kaskus.co.id, diunduh 5 Maret 2015
http://www.jakarta.go.id, diunduh 6 Maret 2015
http://nasionalisme.id/Beranda/A.jpg, diunduh 11 November 2015
http://3.bp.blogspot.com/, diunduh 11 November 2015
Ilmu Pengetahuan Sosial
289
http://1.bp.blogspot.com/, diunduh 17 November 2015
http://www.medcofoundation.org/semua-kelompok-masyarakat-butuh-
pendidikan/, diunduh 29 Oktober 2015
http://www.anneahira.com/, diunduh 11 November 2014
https://ekaazsasa.files.wordpress.com/2013/05/mobil-unit-internet.jpg,
diunduh 20 Oktober 2015
https://osha.europa.eu/en/files/flags-member-states,
diunduh 18 November
2015
http://www.anneahira.com/images_wp/pengaruh-budaya.jpg, diunduh 19
November 2015
https://karangjunti.files.wordpress.com/2010/03/kereta-listrik-copy.jpg,
17
November 2015
http//id.wikibook.org, diunduh 4 November 2015
http://www.nunuamir.com/2012/06/tradisi-cium-tangan-memang-paling.
html, diunduh 14 November 2015
http://3.bp.blogspot.com/, diunduh 16 November 2015
http//www.merdeka.com/, diunduh 11 November 2014
http://2.bp.blogspot.com/, diunduh 13 November 2015
http//www.biologiumum.com, diunduh 20 september 2015
http//www.nbolosangeles.com, diunduh 20 September 2015
http//www.dagogado.blogspot.com, 20 September 2015
Walgito, B. 1994.
Psiikologi Sosial (Suatu Pengantar).
Yogyakarta: Andi
Offset.
gunungapi yang mengelilingi cekungan Samudera
Pasifik
290
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
GL
OSARIUM
Agent of change pihak yang menghendaki perubahan
Agresi penyerangan suatu negara terhadap negara lain
Akulturasi
proses pertemuan dua kebudayaan atau lebih yang
lambat laun diterima dan tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayan itu sendiri
Alternatif pilihan
Amplitudo jarak naik dan turunnya suatu getaran
Anjungan tempat kegiatan
Asimilasi
pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan
hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga
membentuk kebudayaan baru
Batuan beku Jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan mengeras
Batuan Malihan/metamorf batuan beku atau sedimen yang berubah sifat dan
bentuknya karena mengalami peningkatan tekanan dan
suhu di dalam kerak bumi.
Batu gamping/batu kapur sebuah batuan sedimen yang terdiri atas mineral kalsit
dan aragonit.
Batupasir
batuan sedimen yang terutama terdiri atas mineral
berukuran pasir atau butir-butir batuan
Benua
hamparan daratan yang sangat luas yang berada di
permukaan bumi
Budaya
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi
Budaya
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi
Cincin api Pasifik daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan
FKG I
PS Nasional.Doc
Ilmu Pengetahuan Sosial
291
Cultural animosity kedua kebudayaan seimbang tarafnya sehingga saling
tolak menolak
Dekrit
keputusan atau perintah yang dikeluarkan oleh presiden
atau pengadilan.
Delegasi
orang yang ditunjuk dan mewakili suatu perkumpulan
dalam suatu perundingan
Demonstration effect suatu pengaruh seseorang memiliki daya beli bukan
karena faktor kebutuhan tetapi takut akan sebutan
ketinggalan zaman dan hanya untuk memenuhi gaya
hidup
Demoralisasi penurunan nilai moral
Destruktif merusak
Devaluasi
penurunan nilai uang yang dilakukan dengan sengaja
terhadap uang luar negeri atau terhadapnya.
Devisa
alat pembayaran yang digunakan dan dapat diterima
secara internasional.
Diplomasi
urusan kepentingan sebuah negara dengan perantaraan
wakil-wakilnya di negara lain
Discovery
penemuan unsur baru yang belum pernah ada
sebelumnya
Dumping
politik dengan cara menjual barang lebih murah ke luar
negeri
Efektif melakukan sesuatu dengan tepat
Efisien melakukan sesuatu dengan benar
Etnik
suatu golongan manusia yang anggotanya
mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya
berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama.
Etnosentrisme
paham atau anggapan yang menganggap bahwa suku
bangsanya lebih unggul dari suku bangsa lain
Evolusi perubahan lambat
Fasilitas segala sesuatu yang mendukung kegiatan tertentu
Fauna
khazanah segala macam hewan yang hidup di bagian
tertentu atau periode tertentu
Flora
khazanah segala macam hewan yang hidup di bagian
tertentu atau periode tertentu
Inovasi
diterapkannya alat/ide baru untuk melengkapi atau
menggantikan ide/alat yang lama
292
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Globalisasi
terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi
antarmasyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem
dan kaidah yang sama secara cepat terutama di bidang
IPTEK
Gumuk pasir gundukan bukit pasir yang terhembus angin
Gunungapi
gunung yang terbentuk akibat material hasil letusan atau
erupsi menumpuk di sekitar pusat letusan atau gunung
yang terbentuk dari erupsi magma
Gurun suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit
(kurang dari 250 mm/tahun)
Hedonisme
suatu pandangan hidup yang menganggap bahwa
kesenangan dan kenikmatan materi merupakan tujuan
utama hidup
Iklim Kontinental iklim yang memiliki ciri suhu musim dingin yang cukup
untuk mengalami periode bersalju setiap tahun.
Iklim Lautan sejenis iklim yang biasanya ditemukan di sepanjang
pantai barat di area garis lintang tengah di beberapa
benua di dunia dan juga di area tenggara Australia
Iklim Sub Tropis iklim yang berada pada wilayah setelah lintang tropis
yang dibatasi oleh Garis Balik Utara (GBU) dan Garis
Balik Selatan (GBS) pada lintang 23,50 utara dan
selatan. Iklim subtropis memiliki empat musim yaitu
musim semi, panas, gugur dan dingin
Iklim Tropis iklim yang berada pada wilayah diantara 23,50 LU dan
23,50 LS.
Imigran
orang yang melakukan perpindahan secara menetap dari
suatu negara ke negara lain.
Immaterial nonkebendaan
Impor kegiatan membeli barang dari luar negeri
Individualisme
perilaku mementingkan diri sendiri dan tidak mau tahu
dengan urusan orang lain
Inflasi
kemerosotan nilai uang karena banyaknya dan cepatnya
uang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga
barang-barang
294
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Insentif pemberian dengan tujuan menghasilkan tertentu
Invention
penyempurnaan unsur penemuan baru oleh serangkaian
individu yang melibatkan beberapa pencipta
Investasi penanaman modal
juvenille deliquency kenakalan remaja
Kabinet
badan atau dewan pemerintahan yang terdiri atas para
menteri.
Kesenjangan sosial ekonomi perbedaan yang cukup tajam dalam bidang sosial
dan ekonomi
Kolusi kerja sama rahasia untuk maksud tidak terpuji;
persekongkolan
Komoditas barang eksport atau impor
Komposisi penduduk pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu
misalnya berdasarkan agama, jenis kelamin, ras, usia,
status perkawinan, dan lain-lain.
Komprehensif secara menyeluruh
Komunikasi
proses penyampaian informasi dari komunikator ke
komunikan menghasilkan kebudayaan campuran namun
identitas setiap kebudayaan masih ada
Konferensi
rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar
pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi
bersama.
Konfrontasi
cara menentang musuh atau kesulitan dengan
berhadapan langsung dan terang-terangan
Konsultasi berbicara atau berdiskusi tentang suatu hal
Konsumtivisme
mengkonsumsi barang dan jasa yang sebenarnya bukan
merupakan keperluannya sikap hidup boros
Kontribusi sumbangan terhadap suatu hal
Korupsi
penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara untuk
kepentingan pribadi atau orang lain
Korupsi
penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara untuk
kepentingan pribadi atau orang lain
Kriminalitas segala bentuk perbuatan yang melanggar norma hukum
Kualitas mutu barang
Ilmu Pengetahuan Sosial
295
Kuota jumlah barang yang diekspor atau diimpor
Lapisan tanah vulkanik lapisan tanah yang berasal dari material letusan gunung
api
Lempeng Benua bagian dari lapisan bumi paling luar yang memiliki ciri
bersifat asam berat jenis rendah dan tersusun atas batuan
potassium dan sodium.
Lempeng Samudera bagian dari lapisan bumi paling luar yang memiliki ciri
bersifat basa berat jenis lebih tinggi dari lempeng benua
dan tersusun atas batuan dengan sifat magnesium dan
besi.
Manufaktur
suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin,
peralatan, dan tenaga kerja dan suatu medium proses
untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi
untuk dijual.
Masalah sosial suatu kondisi yang tidak sesuai antara harapan dan
kenyataan sehingga masyarakat menginginkan untuk
menyelesaikannya
Material bidang kebendaan
Migrasi
perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain
dengan tujuan menetap
Migrasi Neto selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar
Modernisasi
proses untuk mengikuti kaidah konstelasi zaman
sekarang
Nefo
singkatan dari
New Emerging Forces
yaitu blok
bentukan Indonesia yang terdiri dari negara-negara
antikapitalis dan condong ke negara komunis.
Nepotisme
perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang berlebihan
kepada kerabat dekat tindakan memilih kerabat atau
sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan
Oldefo
singkatan dari
Old Establised Forces
yaitu blok negara-
negara barat yang telah mapan ekonominya, negara
imperialis.
Pajak
iuran wajib warga negara kepada negara yang diatur
dalam undang-undang
Peluang kesempatan meraih sesuatu
Penduduk
orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang
terikat oleh aturan
296
K
elas IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
Planned change perubahan yang direncanakan
Plato
dataran tinggi yang luas dengan lembah dan bukit akibat
pengikisan
Politik
pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan
seperti sistem pemerintahan atau dasar-dasar
pemerintahan
Potensi kemampuan yang dimiliki
Proklamasi
pemberitahuan atau pengumuman resmi kepada seluruh
rakyat
Ras
suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk
mengkategorikan manusia dalam populasi atau
kelompok besar dan berbeda menurut ciri fenotipe, asal
usul geografis, tampang jasmani, dan kesukuan yang
terwarisi.
Reformasi perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang
sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau
negara.
Region
suatu wilayah yang memiliki ciri atau karakteristik
tersendiri yang berbeda dengan wilayah lainnya
Relief
tinggi rendahnya permukaan bumi atau bentuk raut
muka bumi
Revolusi Industri periode antara tahun 1750-1850 yang pada saat itu
terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang
pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi
dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam
terhadap sosial, ekonomi dan budaya dunia.
Revolusi perubahan cepat
Salju
air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi
padat seperti hujan
Sedimen
material atau pecahan batuan, mineral dan material
organik yang melayang-layang di dalam air, udara,
maupun yang dikumpulkan di dasar sungai atau laut oleh
pembawa atau perantara alami lainnya.
Semi gurun wilayah iklim yang menerima curah hujan di bawah
penguapan potensial tapi tidak luar biasa atau dengan
curah hujan antara 25 – 50 cm per tahun
Separatisme
paham atau gerakan untuk memisahkan diri (mendirikan
negara sendiri)
Ilmu Pengetahuan Sosial
295
Spesies
suatu tingkatan dalam pengelompokan makhluk hidup
yang menunjuk pada satu atau beberapa kelompok
individu yang serupa dan dapat saling membuahi satu
sama lain di dalam kelompoknya namun tidak dapat
dengan kelompok lainnya.
Stabilisasi usaha atau upaya membuat stabil; penstabilan
Subsidensi Massa Udara turunnya massa udara
Suku bangsa sekolompok manusia yang memiliki kesatuan budaya
dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut
Sumberdaya Geologi segala sumberdaya alam non-hayati yang terbentuk
melalui proses geologi meliputi sumberdaya mineral,
sumberdaya energi dan sumberdaya air.
Sumberdaya Mineral bahan alam berupa batuan/mineral yang mengandung
cukup unsur yang memiliki nilai ekonomis sehingga
memungkinkan adanya penambangan atau penggalian.
Swasembada usaha mencukupi kebutuhan sendiri
Terumbu karang sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae
Ultimatum
peringatan atau tuntutan yang terakhir dengan diberi
batas waktu untuk menjawabnya
Unplanned change perubahan yang tidak direncanakan
Vandalisme mencoret, merusak fasilitas umum
Vegetasi istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan di suatu
tempat tertentu.
Westernisasi suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan
nasionalisnya yang meniru atau melakukan aktivitas
kebarat-baratan, paham yang meniru gaya hidup Barat
Zone
tumbukan lempeng suatu wilayah pertemuan antara
lempeng atau kerak bumi yang saling berhadapan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
297
Profil
P
en
u
lis
Nama
L
engk
ap
:
I
w
an
Setiawan,
S.P
d
.,M.Si.
Telp.
K
an
t
or/HP
:
08122436787
:
iw
an4671@gmail
.c
om
Akun Facebook
:
-
Alamat
K
an
t
or
:
Departemen
Pendidikan
G
eog
r
afi
FPIPS UPI Jl. Dr.
Setiabudhi
229
Bandung
Bidang Keahlian: Pendidikan
G
e
og
r
afi
Riwayat
Pekerjaan/Profesi
dalam 10
tahun
T
er
ak
hir:
1. Konsultan Proyek Peningkatan Mutu
SMP
Jawa Barat
Dir. PLP
Depdiknas (2006)
2.
Tim
Pengembang Pengembangan
Muatan
IPTEK
dalam
P
embelajar
an
(Puslitjaknov
D
epdik
nas)
3.
Tim
Perumus
Pengembangan
Pesantren
B
er
buda
y
a
Lingkungan
(E
c
o-pontr
en)
di
Jawa Barat
4. Asesor
Sertifikasi
Guru (2008-2009)
5.
I
nstruktur
PLPG
(2012-2015)
6. Narasumber Pelatihan Guru untuk
I
mplem
en
tasi
K
ur
ik
ulum
2013 (2013)
Riwayat
Pendidikan
Tinggi dan Tahun
B
elajar:
1.
S2:
Pascasarjana
UGM
Program Studi
I
lmu
Lingkungan (1995–1997)
2.
S1:
Fakultas Pendidikan
I
lmu
Pengetahuan
Sosial/Jurusan Pendidikan
G
eog
r
afi/
(1990–1995)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun
T
er
ak
hir):
1.
Buku
Pengayaan Pendidikan Lingkungan Hidup untuk
SD, SMP, SMA
(2007)
2. Cuaca dan
I
k
lim
(2010)
3. Dasar-Dasar Sistem
I
nf
or
masi Geografis (2010)
4.
Buku IPS SMP
“
W
a
w
asan
S
osial
”
BSE
(2008)
5.
Buku IPS
K
ur
ik
ulum
2013
Kelas
7 (2013)
6.
Buku IPS
K
ur
ik
ulum
2013
Kelas
9 (2014)
7.
Buku
Geografi
SMA
(2006)
8. Atlas
I
ndonesia
dan Dunia (2015)
9. Atlas Sejarah (2015)
Judul
Penelitian
dan Tahun Terbit (10 Tahun
T
er
ak
hir):
1.
Pengembangan
Model
K
ampus
UPI
sebagai
K
ampus
Mandiri dalam
P
engelolaan
Lingkungan (2015)
2. Desain Zonasi
Biopori
untuk Mendukung Program
E
c
o
-
C
ampus
UPI
3.
Pengembangan
Formula dan Distribusi
I
n
t
ensitas
Hujan melalui
P
engembangan
Stasiun Hujan
V
ir
tual
di Pulau Jawa Bagian Barat (Jawa Barat dan
Ban
t
en)
4.
I
mplemen
tasi
E
c
o
-
C
ampus
dalam Aspek Kesesuaian
V
egetasi
pada Ruang
T
erbuk
a
Hijau
di Universitas Pendidikan
I
ndonesia
5. Pola Hubungan Antara
K
arakter
istik
DAS
dengan
Hasil Air
di Cekungan
Bandung
6.
(Pembaharuan
Bahan
Ajar
Materi Sumber Daya
Air
B
er
basis Data Empirik)
7. Pewilayahan (Zoning) Pola
I
n
t
ensitas
Hujan di Pulau Jawa Bagian Barat
8. Identifikasi Potensi
Pengembangan
E
c
o
-
C
ampus
di Universitas
P
endidik
an
I
ndonesia
(Studi
Awal
Menuju
K
ampus
R
amah
Lingkungan dan
W
aspada
B
encana)
9.
Penentuan
Konstanta Probabilitas dan Durasi Hujan untuk Formulasi
P
ola
I
n
t
ensitas
Hujan di Jawa Barat
298
K
elas
IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
P
r
o
f
i
l
P
e
n
u
l
i
s
Nama
L
engk
ap
:
R
etno
K
uning
Dewi
P
usparatr
i,
S.Pd
Telp.
K
an
t
or/HP
:
085878582499
:
k
uningadalahk
uning@y
ahoo
.c
o
.id
Akun Facebook
:
kuning adalah
k
uning
Alamat
K
an
t
or
: SMA
Negeri 1 Samigaluh
K
ulon
Progo
DI
Y
Bidang Keahlian:
S
osiolog
i
Riwayat
Pekerjaan/Profesi
dalam 10 Tahun
t
er
ak
hir:
1. 2005 (September – Maret 2006).
B
ekerja sebagai editor bahan ajar
dan
pengayaan
sosiologi di
CV
Sindunata
K
ar
t
osur
a
Suk
aharjo
2. 2006
(April
– sampai sekarang ) Pegawai Negeri
Sipil
di
SMA
Negeri 1
S
amigaluh
sebagai Guru
S
osiolog
i
Riwayat
Pendidikan
Tinggi dan Tahun
B
elajar:
S1:
Fakultas Keguruan dan
I
lmu
Pendidikan/ Pendidikan Sosiologi –
A
n
tropolog
i/
Universitas Sebelas Maret
(UNS)
(2001 – 2005)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun
T
er
ak
hir):
1. Bahan
Ajar
dan Pengayaan Sosiologi
Kelas X, XI,
dan
XII
di
CV
Sindhuna
ta
K
ar
t
osur
a
Sukoharjo tahun 2006 (semester 2)
2. Bahan
Ajar
dan Pengayaan Sosiologi
Kelas X, XI,
dan
XII
di
CV
Sindhuna
ta
K
ar
t
osur
a
Sukoharjo tahun 2007 (semester 1 dan 2)
3. Bahan
Ajar
dan Pengayaan Sosiologi
Kelas X, XI,
dan
XII
di
CV
Sindhuna
ta
K
ar
t
osur
a
Sukoharjo tahun 2008 (semester 1 dan 2)
4. Bahan
Ajar
dan Pengayaan Sosiologi
Kelas X, XI,
dan
XII
di
CV
Sindhuna
ta
K
ar
t
osur
a
Sukoharjo tahun 2009 (semester 1 dan 2)
5. Bahan
Ajar
dan Pengayaan Sosiologi
Kelas X, XI,
dan
XII
di
CV
Sindhuna
ta
K
ar
t
osur
a
Sukoharjo tahun 2010 (semester 1 dan 2)
6. Bahan
Ajar
dan Pengayaan Sosiologi
Kelas X, XI,
dan
XII
di
CV
Sindhuna
ta
K
ar
t
osur
a
Sukoharjo tahun 2011 (semester 1 dan 2)
7. Bahan
Ajar
dan Pengayaan Sosiologi
Kelas X, XI,
dan
XII
di
CV
Sindhuna
ta
K
ar
t
osur
a
Sukoharjo tahun 2012 (semester 1)
8.
Buku
I
llmu
Pengetahuan
Sosial Kelas
IX
(2015)
Judul
Penelitian
dan Tahun Terbit (10 Tahun
T
er
ak
hir):
Ilmu Pengetahuan Sosial
299
P
r
o
fi
l
P
en
u
lis
Nama
L
engk
ap
: Hj.
Suciati,M.Pd
Telp.
K
an
t
or/HP
:
022-7800098 /
08121446101
:
sucia
ti2107@g
.c
om
Akun Facebook
: Enci
Hatiku
Alamat
K
an
t
or
:
Jalan Alun-alun Utara Nomor 211B
Ujungberung
Bandung
40611
Bidang Keahlian: Guru
Riwayat
Pekerjaan/Profesi
dalam 10 Tahun
T
er
ak
hir:
Guru mata pelajaran
IPS
di
SMP N
8 Kota
Bandung
Riwayat
Pendidikan
Tinggi dan Tahun
B
elajar:
1.
S1: IKIP
Bandung
P
end
.
Ekonomi Koperasi Fakultas
FPIPS
(1998-1999)
2.
S2: PIPS
Sekolah Pascasarjana
UPI
(2006-2008)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun
T
er
ak
hir):
1. Wawasan
Sosial
(2008);
2.
I
lmu
Pengetahuan
Sosial Kelas
VII
(2013- 2014);
3.
I
lmu
Pengetahuan
Sosial Kelas
VII
(2013);
4.
I
lmu
Pengetahuan
Sosial Kelas
VII
dan
IX
(2015).
Judul
Penelitian
dan Tahun Terbit (10 Tahun
T
er
ak
hir):
Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran
IPS
di
Kelas IX B
melalui Model Pembelajaran
B
er
basis Point
R
ewar
d
300
K
elas
IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
P
r
o
f
i
l
P
e
n
u
l
i
s
Nama
L
engk
ap
: A.
Mushlih
Telp.
K
an
t
or/HP
:
0856-4147-5767
:
ahlaa_k
u@y
ahoo
.c
om
Akun Facebook
:
-
Alamat
K
an
t
or
:
Madrasah
Aliyah Al
I
rsy
ad
,
Desa
Butuh,
Kecamatan
T
engaran
K
abupa
t
en
Semarang Jawa
T
engah.
Bidang Keahlian: -
Riwayat
Pekerjaan/Profesi
dalam 10 Tahun
T
er
ak
hir:
1. Kepala
Divisi
E
dit
or
ial
di Penerbit dan Percetakan
CV.
Mediatama,
Solo,
Jawa
T
engah
(2011-2013)
2. Pengajar di Madrasah
Aliyah Al
I
rsy
ad
(2014 –
S
ek
arang)
Riwayat
Pendidikan
Tinggi dan Tahun
B
elajar:
1.
S2:
Pendidikan Pasca sarjana Prodi
T
ek
nolog
i
Pendidikan, Universitas
Neger
i
Sebelas
M
ar
et
-S
olo
.
(Proses thesis)
2.
S1:
Fakultas
Syariah,
Jurusan Study
Islam,
I
n
t
er
na
tional
University
of Africa,
K
har
t
oum
R
epublik
of Sudan (2002 – 2007)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun
T
er
ak
hir):
1. -
Judul
Penelitian
dan Tahun Terbit (10 Tahun
T
er
ak
hir):
1. -
Ilmu Pengetahuan Sosial
301
P
r
o
f
i
l
P
e
n
e
l
a
a
h
Nama
L
engk
ap
:
Baha` Uddin,
S.S.,
M.Hum
Telp.
K
an
t
or/HP
:
0274-513096/081226563523
:
.id
Akun Facebook
: fac
ebook
.c
om/bahauddin.ug
m
Alamat
K
an
t
or
:
Fakultas
I
lmu
Budaya
UGM, Jl.
Sosio Humaniora
No.
1
Bulaksumur
Y
ogy
ak
ar
ta
Bidang Keahlian:
S
ejar
ah
Riwayat
Pekerjaan/Profesi
dalam 10 Tahun
T
er
ak
hir:
1. Staf
P
engajar
,
Jurusan Sejarah,
FIB-UGM (1999-sek
arang)
2. Staf Peneliti, Pusat Studi Korea
UGM (1998-sek
arang)
3. Staf Peneliti Pusat Manajemen Kesehatan Pelayanan Kesehatan
FK-UGM
(2000-
2001)
4. Staf Dewan Kebudayaan
P
r
op
.
DIY
(2005)
5. Anggota
Revisi
K
ur
ik
ulum
IPS
Sejarah
SMA, BSNP,
Depdiknas (2005-2006)
6. Anggota Unit Laboratorium
T
er
padu
FIB UGM (2006-sek
arang)
7. Dosen Pembimbing Lapangan
KKN PPM
Pemberantasan
Buta
Aksara LPPM
UGM
di
Jember
,
Jatim (2006)
8. Dosen Pembimbing Lapangan
KKN PPM
Pemberantasan
Buta
Aksara LPPM
UGM
di Jember dan
Ban
yuw
ang
i,
Jatim (2007)
9. Dosen Pembimbing Lapangan
KKN PPM
Pemberantasan
Buta
Aksara, LPPM
UGM
di
W
onosobo
,
Jawa
T
engah
(2008)
10. Dosen Pembimbing
T
ut
or
Program Layanan Masyarakat
Pemberantasan Buta
Aksara, LPPM UGM
di
W
onosobo
,
Jawa
T
engah
(2008)
11.
R
eview
er
Buku
Pelajaran
IPS
Sejarah
SMU, BSNP
Depdiknas (2007)
12.
B
endahara
Jurusan Sejarah
FIB UGM
(2007-2012)
13. Sekretaris Jurusan Sejarah
FIB-UGM
(2007-2015)
14.
R
eview
er
Buku
Pelajaran
IPS
Sejarah
SD & SMP, BSNP
Depdiknas (2008)
15.
Tim Teknis
Program Layanan Masyarakat
Pembrantasan
Buta
Aksara LPPM
UGM
(2008)
16.
R
eview
er
Buku
Pelajaran Sejarah
K
ur
ik
ulum
2013 (2013-2015)
Riwayat
Pendidikan
Tinggi dan Tahun
B
elajar:
1.
S2:
Program
Pascasarjana/Program
Studi Humaniora/Universitas Gadjah
M
ada
(2000 – 2005)
2.
S1:
Fakultas Sastra/Jurusan Sejarah/Prodi
I
lmu
Sejarah/Universitas Gadjah
M
ada
(1993 – 1998)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun
T
er
ak
hir):
1. Penelaah
Buku
Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Umum
dan
Sederajat (2007)
2. Penelaah
Buku
Mata Pelajaran
IPS
T
er
padu
untuk Sekolah Dasar dan
S
ekolah
Menengah Pertama (2008)
3. Penelaah
Buku
Pelajaran
IPS
Sejarah
SD & SMP
(2008)
4. Penelaah
Buku
Pelajaran
IPS
Sejarah
SMA
(2011)
5. Penelaah
Buku
Pengayaan
IPS
dan Sejarah
K
ur
ik
ulum
2013 (2013)
6. Penelaah
Buku
Pelajaran Sejarah
Kelas XI
K
ur
ik
ulum
2013 (2013)
302
K
elas
IX SM
P
/M
T
s
E
disi
R
e
visi
7. Penelaah
Buku
Palajaran Sejarah
%3